Mengabdikan diri menjadi seorang marbot masjid tentu pekerjaan yang mulia. Membersihkan tempat ibadah menajdi tanggung jawabnya sehari-hari. Masya Allah, sungguh perbuatanang sangat mulia. Saya pun rasanya belum tentu sanggup melakukannya. Semoga masih banyak anak muda-anak muda lain yang juga tergugah untuk hal mulia ini.
Selain berdiam diri di dekat pesantren yang ada di lingkungan sekolah kami, ternyata sosok santun itu juga menjadi marbot di masjid tersebut. Dalam satu kesempatan saya punya cerita yang begitu membekas tentang sosok satu ini.
Saat itu jam terkahir saya berada di kelas paling atas. Hujan turun dengan begitu lebatnya. Anak-anak banyak yang nekad pulang sembari hujan-hujannan. Tapi tidak dengan saya. Selain tidak ingin mengambil resiko basah, saya pun tak ingin mengambil resiko jatuh terpeleset karena jalanan yang lumayan licin.
Lumayan cukup alam saya menunggu hujan berhenti. Atau setidaknya mereda. Namun hampir tiga puluh menit, sepertinya hujan belum nampak akan berhenti. Sedang gemuruh petir bersaut-sautan semakin memekakkan telingan. Apa boleh buat, menunggu masih menjadi pilihan terbaik.
Demikian halnya dengan kawan-kawan guru lain yang ada di kantor. Mereka masih menunggu hujan reda untuk pulang ke rumah. Tiba-tiba dari sosok kejauhan saya melihat seperti ada yang melambaikan tangan.
Samar-samar saya perhatikan terus lambaian itu. Kabut turun pun lumayan tebal menghalangi pandangan. Jujur, sebenarnya ada rasa sedikit takut juga sendiri diatas, sementara kewan-kawan yang lain sudah lebih dulu buru-buru turun tadi.
Tapi sudahlah...Kembali saya perhatikan lambaian tangan tersebut. Barangkali lambaian yang dimaksud adalah untuk saya. Ternyata benar, saat saya menunjuk diri apakah lambaian itu dimaksud untuk saya?. Dari kejauhan samar terlihat si pemilik lambaian itu pun mengangguk. Kira-kira lima menit kemudian, datanglah sang marbot tersebut.
Rupa-rupanya dari tadi ia mengamati saya sendiri diatas sini. Dengan membawa satu payung lagi, ia membawakan saya payung untuk bisa turun ke ruang guru. Ya Allah, rasanya terharu sekali dengan kebaikan yang diberikan oleh anak ini. Ternyata dibalik sifat diamnya selama ini, dia masih menunjuakan keperdulian yang dalam pada orang yang membutuhkan bantuan. Terima kasih ya atas pertolongannya...
Tantangan #Day6 #RWCODOP2020
#RWCODOP2020
#OneDayOnePost
#RWCDay6
#Ramadhan2020

Betul.....mirip pa Widad.....sangat pendiam
BalasHapusMasyallah, kita nggk bisa nerka orang, keliatannya pendiam bisa sangat peduli dan begitupun sebaliknya, kayak si dia hehe
BalasHapusBetul sekali
HapusSemangat terus 💪
BalasHapusMurid Sholeh, luar biasa
BalasHapusIya anak yang luar biasa
Hapus