Kamis, 02 April 2020

Tugas Sebagai Guru


Saat Guru Menjadi Sosok Ibu Pengganti Di Sekolah
Hari Ibu di negara kita lazim diperingati setiap tanggal 22 Desember setiap tahunnya. Awal mula peringatan ini bermula dari masa kepemerintahan Presiden Soekarno pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928 di bawah Dekrit Presiden No. 316 Tahun 1953. Tidak hanya di negara kita, negara-negar tetangga juga punya momen peringatan hari ibu juga.
Peringatan hari ibu, tentu dimaknai untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Alasan lainnya adalah untuk menghargai jasa para pahlawan wanita yang telah berjuang untuk kepentingan bangsa Indonesia. Dan tentunya peringatan hari ibu sebagai momen untuk menghargai dan menghormati jasa seorang ibu yang begitu besar. Jasa yang tak akan tergantikan dengan apa pun di dunia ini.
Sosok orang tua bagi seorang anak, idealnya didampingi oleh ayah dan ibunya dalam masa tumbuh dan kembangnya. Kehadiran dua sosok ini tentunya membawa peran dan fungsi yang berbeda. Bersinergi dengan fungsi dan peran masing-masing untuk sama-sama bahu membahu membesarkan buah hatinya.
Ibu dengan segala kelembutannya, kecintaan, kehangatan, kelembutan, kebaikan, keceriaan, cinta dan kasih sayangnya memberikan kehangatan dan buaian khasnya yang penuh dengan kefeminimannya. Dan hadirnya seorang ayah dalam keluarga selain tentunya sebagai kepala keluarga juga membantu anak dalam pembentukan jiwa kepemimpinan, kemandirian dan masih banyak peran lain yang disumbangkan oleh seorang ayah. Bahkan sosok seorang ibu, merupakan guru dan sekolah/madrasah  pertama bagi putera-puterinya.
Pendidikan terbaik bagi seorang anak idealnya didapatkan  sejak dini dari ibunya, Pendidikan ini mampu menciptakan ruang lingkup yang cerdas bagi anak dalam bermasyarakat dan mampu menjadi pemimpin hebat di kemudian hari.
Namun kehadiran dua sosok penting bagi seorang anak ini, tidak selamanya ada dan selalu ada. Karena satu dan lain hal, salah satu dari mereka atau bahkan keduanya kerap tidak ada dalam kurun waktu seorang anak dibesarkan. Adakalanya kehadiran salah satu peran dalam keluarga atau mungkin kehadiran dua sosok peran penting tersebut, terpaksa digantikan oleh yang lain. Bisa oleh keluarga terdekat, ataupun mungkin dengan orang lain sekalipun yang tidak memiliki ikatan darah sama sekali.
Sekolah atau madrasah sebagai rumah kedua bagi peserta didik tentu diharapkan mampu memberikan rasa aman dan nyaman layaknya mereka tengah berada di rumah. Kehadiran bapak ibu guru tentu saja juga sebagai pengganti ayah dan ibu mereka selama berada di sekolah/madrasah.
Peran yang diemban oleh bapak ibu guru tentu bukan peran main-main. Sebagai seorang pendidik dan pengajar, tentu seorang guru diharapkan mampu memberikan nilai-nilai dan tauladan yang baik bagi peserta didiknya.
Terkait dengan peringatan hari ibu, lalu bagaimana peran seorang ibu guru di sekolah/madrasah sebagai sosok pengganti ibu bagi mereka?Guru yang dicintai oleh anak didiknya tentu dapat berperan sebagai penggantikedua orang tua mereka selama berada di sekolah/madrasah. Dan tentunya terlebih bagi mereka yang mungkin kehilangan sosok ayah dan ibu mereka di rumah. Seperti halnya anak-anak lain yang tengah tumbuh dan berkembang, para peserta didik tentunya juga membutuhkan kasih sayang dan teladan yang baik untuk perkembangan jiwanya.
Pembelajaran yang penuh dengan suasana kehangatan, keramahan bagi semua peserta didik tanpa terkecuali, nyaman dalam menyampaikan pendapat, dan bahkan dapat menciptakan suasana yang tidak membuat peserta didik takut untuk salah, karena mereka paham akan tidak akan terjadi pembiaran akan kesalahan dan kekeliruan yang mereka lakukan. Layaknya seorang ibu bagi anak-anaknya, kehadiran seorang guru terutama ibu guru tentu menjadi penyeimbang dalam tumbuh kembang peserta didik selama berada di sekolah/madrasah.
Penulis yang notabene sebagai seorang pengajar juga tentunya masih harus banyak belajar dalam mendampingi para peserta diidk yang tentunya penuh dengan keberagaman. Masih banyak hal yang harus penulis pelajari untuk mampu memberikan rasa nyaman kepada para peserta didik tanpa harus bersikap berat sebelah hingga terkesan pilih kasih. Dan tentunya sebagai seorang pengajar, jujur justru dari merekalah penulis banyak mendapatkan pengalaman dan pelajaran hidup yang tentunya sangat berharga.
Kehadiran mereka yang mungkin tidak seberuntung hidup penulis semasa menjadi kanak-kanak tentu menjadi bahan pembelajaran yang sangat berharga dalaam rangka membantu memahami dan menyelami kehidupan mereka. Patut bersyukur atas segala kenikmatan yang ternyata masih banyak peserta didik penulis yang kurang beruntung dibandingkan diri penulis.
Menjadi sosok ibu pengganti buat mereka tentulah hal terindah yang semoga dapat menjadi salah satu sebab perantara nanti penulis dapat menuju firdaus Nya. Tulisan ini sengaja penulis goreskan tentang peran guru, khususnya para ibu guru di sekolah/madrasah dalam rangka memperingati hari ibu 22 Desember ini.
Semoga kehadiran ibu guru di sekolah/madrasah dapat menggantikan sementara waktu sosok ibu yang baik bagi sebagian anak yang mungkin kurang beruntung dalam kehidupannya karena sudah tidak memiliki ibu lagi. Dan tentunya sebagai pengingat bagi kita yang masih bisa memanggil sosok perempuan hebat yang telah melahirkan kita dengan panggilan ibu.
Selamat hari ibu, semoga peran ibu sebagai soko guru pertama dalam keluarga tak akan pernah lekang dimakan zaman. Tidak ada teknologi canggih apapun yang dapat menggantikan kelembutan, cinta kasih dan sayang yang di dapat dari seorang ibu. Selamat hari Ibu untuk sema ibu hebat dimanapun berada. Bahagianya Allah menakdirkan menjadi seorang ibu yang merupakan wujud malaikat tanpa sayap yang hadir kedunia.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belajar Menjadi Pribadi Yang Lebih Baik

#KMP3 Ramadhan baru saja usai. Seiring gema takbir yang berkumandang. Nuansa bahagia menyambut hari yang fitri. Berbagai penganan pun dihi...