Kamis, 09 April 2020

Hanya Sekedar Gaya

PJJ yang marak belakangan ini, semenjak datangnya tamu tak diundang menjadikan gawai menjadi barang yang paling diburu. Selain alasan kepraktisan, dan karena gawai juga hampir semua orang saat ini sudah memilikinya.
Pun demikian halnya, dengan yang saya alami. Mencoba PJJ dengan memanfaatkan gawai yang ada awalnya terbayang kemudahan dan kepraktisan yang akan saya dapatkan. Tapi apakah seperti itu adanya?
Sama sekali tidak. Secara kekinian, jenis gawai yang mereka miliki jauh lebih bagus dan lebih terbaru dari yang dimiliki oleh bapak ibu gurunya. Tapi nyatanya, gawai keluaran terbaru yang mereka miliki sekalipun hanya sebatas untuk bergaya.
Sekedar untuk ber-swafoto, update status di media sosial dan sekedar untuk alat komunikasi yang sifatnya standart/dasar (WA, VC, telepon). Tak lebih dari itu. Dan ketika dicoba untuk berkenalan dengan fitur baru yang mungkin baru sekarang mereka kenal dan pahami, tidak semua lantas antusias untuk mengetahuinya.
Persoalan sulitnya jaringan dan ketiadaan kuota itu menjadi cerita lain lagi. Dan tentunya bagi mereka yang tidak punya gawai, atau hanya yang menggunakan gawai milik orang tua tentu menjadi cerita lain tersendiri.
Layaknya sebuah pembelajaran, harus adanya refleksi. Dan pada kesempatan kali ini, merupakan refleksi PJJ yang saya lakukan selama kurang lebih tiga minggu ini. Tentu kesimpulannya tidaklah maximal. Bagaimana dengan cerita di tempat Bapak Ibu Guru lainnya?

1 komentar:

  1. Cekrek... Bu, baru isi kuota tugas kemarin apa? Lalu Online tapi ga nyimak pembelajaran hahaha

    BalasHapus

Belajar Menjadi Pribadi Yang Lebih Baik

#KMP3 Ramadhan baru saja usai. Seiring gema takbir yang berkumandang. Nuansa bahagia menyambut hari yang fitri. Berbagai penganan pun dihi...