Pernah mengalami hal tersebut? Pernah menjadi sosok yang menerima nasihat yang diberikan? Saya percaya, niat baiknya dalam memberikan pesan dalam nasihat tersebut tentu baik. Tapi, sebagai mahluk yang tentunya sangat beragam sudut pandang yang kita miliki, baiknya perlu juga dipertimbangakan cara-cara penyampaiannya.
Laksana guru yang harus menyampaikan materi pembelajaran di kelas. Tentu dengan keberagaman murid yang ada di kelas, hal ini pun perlu menjadi titik perhatian. Penyampaian yang baik, Insya Allah akan dapat diterima dengan baik pula. Sedangkan cara penyampaian yang kurang baik, malah berujung sebaliknya.
Kembali pada saling menasehati diantara sesama. Dan satu hal lagi yang selalu saya ingat adalah jangan samapai pesan yang kita berikan seakan menggurui. Segmen penerima yang kita berikan pun harus kita pahami. Terutama pada orang yang lebih tua dari kita. Memang pepatah bijak mengatakan, jangan dilihat siapa yang memberikan nasihat. Lihat saja apa yang disampaikannaya.
Pepatah bijak itu tidaklah salah, namun pada kenyataannya tidaklah semudah itu. Kesan menggurui itu harus kita jauhi. Selain tidak meninggalkan kesan menggurui adalah jangan dengan menggunakan ancaman. Jika tidak ini maka akan itu akibatnya. Saya paling tidak suka membaca atau mendengar nasihat dengan ancaman.
Jadi satu hal yang ada dalam benak saya. Apakah anda panitia penjaga pintu surga? Hingga seakan-akan apa yang disampaikan adalah dia sang penentunya. Sudah sangat merasa yakin, bahwa si pemberi nasihat adalah yang paling baik dan benar.
Setiap orang pasti punya kesalahan dan kekhilafan. Namun bukan berarti, kita berhak menjatuhkan vonis semena-mena. Jangan sampai nasihat yang kita berikan pada orang lain, seakan-akan kitalah yang paling baik. Yang sudah pasti masuk surga karena kitalah yang terbaik dari semua hal.
Jangan pula menggunjingkan kesalahan orang lain seakan-akan kita sendiri tak pernah berbuat salah. Dan jangan pula sering menyuarakan semua kebaikan yang telah kita kerjakan. Mengapa tak kita sembunyikan kebaikan-kebaikan yang pernah kita lakukan, seperti halnya kita menyembunyikan aib kita sendiri. Jika surga saja masih belum jadi jaminan saya akan masuk kesana, buat apa saya harus menghujat dosa yang orang lain lakukan?
Satu hal yang selalu bersemayam dalam benak ini, apakah anda panitia pintu masuk surga?
#kmp3
#feature
#kelasmenulisperpustakaan

Betul Bu, gajah di pelupuk mata tak terlihat. Semut disebrang lautan jelas trlihat. Cocok ga ya itu peribahasa 😃
BalasHapus