Tantangan
#Day9 #RWCODOP2020
#RWCODOP2020
#OneDayOnePost
#RWCDay9
#Ramadhan2020
Masa kecil
itu sungguh menyisakan beribu cerita yang selalu indah untuk dikenang. Banyak sekali
cerita yang begitu memalukan saat itu, namun menjadi gelak tawa saat sekarang
kembali kuceritakan. Jujur, bukan cerita yang menginspirasi memang. Hanya sekedar
cerita bocah kecil dengan segala petualangannya.
Masa puasa
layaknya anak-anak tentu aku juga sangat menikmatinya dengan seribu cerita.
Rasanya tiada hari yang paling membahagiakan selain saat masa puasa. Karena
tidak seperti hari biasa, sajian di meja tentu menjadi luar biasa,
Belum lagi
mendekati masa akhir ramadhan. Berburu baju lebaran dan segala asesoris lainnya
sudah menjadi hal wajib yang selalu kurindukan saat itu. Pun demikian dengan
saat-saat harus ke masjid raya untuk menunaikan ibadah sholat taraweh bersama
saudara dan teman-teman kecilku lainnya.
Umumnya
anak-anak di masa itu, saat menjelang waktu berbuka pun aku selalu mengumpulkan
semua makanan yang ingin kuhabiskan saat berbuka nanti. Tentu saja makanan dan
minuman yang sudah kuburu sejak siang menjelang.
Tiba saat
waktu berbuka menjadi masa-masa yang paling dinantikan. Tak sabar rasanya ingin
melahap semua yang ada di hadarapnku. Namun sayang, perut kecilku saat itu
tidak mungkin bisa menghabiskan semuanya. Dan akhirnya semua hanya menjadi
cita-cita semata.
Kenyang usai
menyantap semua sajian dan diikuti dengan sholat maghrib. Namun tiba-tiba saja,
rasa kantuk datang menyerang dengan luar biasa. Mungkin ini juga akibat aku
jarang tidur siang saat itu. Aku lebih memilih bermain dengan teman-temanku.
Sekalipun ibu tidak pernah berhenti menyuruhku untuk tidur siang.
Meski dengan
kantuk yang mendera tetap saja kulangkahkan kakiku ke masjid raya dekat rumah
kami. Gelak tawa dan kebahagiaan selalu mengiringi langkah-langkah kecil kami.
Udara terasa dingin sekali malam itu. Mungkin karena hujan sore tadi yang baru
saja membasahi kota kami.
Rakaat demi
rakaat pun sudah terlewati. Sesekali aku berhenti karena capek dan masih
menahan kantuk. Tidak bisa bermain diluar karena hujan pun ternyata turun lagi.
Sampai pada rakaat terakhir. Hingga tiba saatnya shalat witir. Shalat penutup dan penyempurna dari semua aktifitas ibadah kami malam itu. Akibat terlalu kenyang
makan saat buka puasa tadi, bahkan sholat witir penutup taraweh pun tak bisa
kulaksanakan. terlalu kenyang makan saat buka puasa tadi,
bahkan sholat witir penutup taraweh pun tak bisa kulaksanakan. Kantuk yang
mendera tak lagi bisa kutahan lagi. Seketika suara terjatuh mengagetkan bagian
belakang tempat kujuga melakukan taraweh...Bruaaaaak...ternyata, aku terjatuh
saat sholat witir. Jadi saat itu aku sholat dengan kondisi kantuk
berat....Malu..pastilah...tapi tetap saat pulang kami berlarian penuh dengan
suka cita lagi...

Keren mbak ...
BalasHapusjadi keistimewaan salat witir kira2 apa saja ya?
Okay, trima kasih koreksinya Mas Iyan. sudah saya perbaiki ya
Hapus