#RWCODOP2020
#OneDayOnePost
#RWCDay12
#Ramadhan2020
Belajar menjadi seorang penulis pemula itu tentu bukanlah hal yang mudah. Selain butuh referensi dan bimbingan, tentu saja mulailah dengan menulis. Sehebat apapun ilmu/konsep menulis yang kita miliki, tanpa pernah mempraktikkannya sama saja nol besar. Saya percaya dan meyakini, semua orang pasti punya kemampuan menulis
Menulis pada dasarnya adalah berkomunikasi. Sebagai mahluk sosial, bukankah setiap hari kita selalu bercakap-cakap? Nah, pun demikian dengan menulis. Menulis pada dasarnya adalah ungkapan/percakapan yang disampaikan dalam bahasa tulisan.
Bimbingan menulis yang dibutuhkan seorang pemula tentu saja akan sangat membekas. Ibarat seorang murid yang sangat terinpirasi oleh sang guru. Saya anggap itu hal lumrah dan lazim. Namun,ibarat mengerjakan sholat,apakah kita dalam menulis juga harus makmum?
Menjadi makmum dalam sholat adalah biasa. Namun dalam menulis saya berusaha untuk seminimal mungkin melakukan hal itu. Tidak saya pungkiri memang,bahan bacaan dan tokoh penulis yang kerap kita baca tentu akan sangat berpengaruh dalam gaya kepelunilsan kita.
Tapi jika murni kita menjadi makmum dalam kepenulisan, saya usahakan tidak. Apakah sulit? Saya tidak bilang mudah, tapi saya yakin siapa pun itu pasti bisa.
Bagaimana caranya?
Jadilah diri sendiri. Tidak perlu mengekor. Karena sampai kapan pun ekor akan tetap berada di belakang. Tidak akan pernah berpindah menjadi kepala. Tak perlu merasa berkecil hati. Saat menjadi penulis pemula sekalipun. Saya percaya, penulis hebat saat ini, juga pernah menjadi seorang penulis pemula terlebih dahulu seperti kita saat ini.
Setiap punulis pasti akan punya gaya masing-masing. Terinspirasi boleh saja. Tapi sekali lagi, tidak perlu mengidentikkan diri dengan orang lain. Menulis dengan gaya kita sendiri, tentu akan jauh terasa lebih mudah dan mengalir. Jangan sampai hanya karena terinspirasi oleh seseorang kita kehilangan jatu diri kan..
Selain itu pelajari dan pahami ilmu-ilmunya dulu. Kemudian ya, tentunya mulailah menulis. Layaknya cara kita berbicara, tentu berbedakan antara satu dengan lainnya? Nah, seperti itu pula menulis. Mulailah menulis..Kapan? ...Ya, sekaranglah...Mau nanya lagi...? Jangan kebanyakan tanya, nulis juga belum...mau kapan nulisnya?
Semangat belajar menulis. Semangat menebar kebaikan...Semoga sehat, damai dan berkah senantiasa selalu dalam lindungan kasih dan sayang-Nya. Gusti Mberkahi...

Asyiaaap... memang sih sedikit banyaknya gaya penulisan kita akan mengikuti apa yang kita baca, atau penulis siapa yang kita ikuti. Pernah suatu ketika saya baca novel Habiburrahman dan jujur saya mengidolakan beliau dalam kegiatan tulis-menulis. setelah baca novelnya, tiba-tiba tulisan saya mengalir, sperti tulisannya beliau. Tapi sayangnya gak berlangsung lama, kalau baca novelnya aja. habis itu gak ngalir lagi deh.
BalasHapusSekedar untuk mood booster mungkin baik juga ya, bagian dari referensi baca kita...
Hapus😍😍 bagus kk, semangat makmum dalam tulisan😅
BalasHapusTerima kasih atas kunjungannya..
HapusBermanfaat sekali untuk saya yang pemula dalam menulis. Referensi dong tulisan siapa yg cocok utk sy bc sebagai pemula ini?
BalasHapusKitab Writerpreneur Tulisan Sofie Beatrix Kak, tapi masasih Kak Leetha penulis pemula? hihih
HapusIya bener, sy ga boleh malu dong ya, karena saya niat untuk belajar. Mohon dbantu, saran dan kritiknya dibutuhkan untuk perkembangan tulisan2 saya khusuanya di #rwc2020 ini.
HapusTerima kasih sudah berkunjung
HapusMantul dpt ilmu baru makmum dlm menulis. Gaya dlm menulis ditentukan salahsatunya dr referensi yg dibaca
BalasHapusIya pastinya, saya juga kok
HapusSo, referensi bgi yg baru akan menulis dn idenya bisa mengalir, dong. Thanks
BalasHapusTerima kasih ya sudah berkenan hadir disini,,,
BalasHapusAku jadi makmum mu Bu
BalasHapusYa pasti hampir semua pernah mengalami, termasuk saya...tapi lama-lama kan kita juga akan menemukan formula kita sendiri juga
Hapus