Sabtu, 23 Mei 2020

Belajar Menjadi Pribadi Yang Lebih Baik

#KMP3

Ramadhan baru saja usai. Seiring gema takbir yang berkumandang. Nuansa bahagia menyambut hari yang fitri. Berbagai penganan pun dihidangkan sebagai bentuk suka cita menyambut hari kemenangan.

Gema takbir yang berkumandang selepas meghrib makin menambah nuansa sahdu bagi yang mengimaninya. Menyambut kemenangan setelah satu bulan penuh kita berpuasa menahan lapar, haus dan hawa nafsu yang kerap menggoda.

Segala perintah dan amalan baik pun berlomba-lomba kita kerjakan. Mengharap balasan berupa pahala dan ampunan dosa dari Yang Maha Kuasa. Serasa hidup begitu nyaman, dan tentram. Mengingat semua orang berlomba-lomba untuk selalu berbuat baik dan menghindari kejahatan.

Lantas saat usai bulan yang mulia tersebut, apakah kita bisa akan tetap sama? Sejatinya manusia adalah insan yang selalu dalam masa berproses. Saya yakin, tak ada satu manusiapun yang ingin berbuat kebatilan. Semua pasti ingin berbuat kebajikan. Dimanapun dan kapanpun juga pada siapapun yang dijumpainya.

Semoga semangat Ramadhan dapat terus menyertai kita hingga tiba masa ramadhan selanjutnya. Tetap berperilaku baik, dan selalu berlomba-lomba dalam hal kebajikan. Jangan sampai, ibadah yang telah kita lakukan seakan-akan sirna  hanya menjadi  ritual rutin semata yang memang telah melekat sejak kita dilahirkan.

Semangat kemenangan saat 1 Syawal 1441 H hendaknya menjadi tolak ukur kita untuk terus menjadi pribadi yang baik. Ukuran baik tentu ssaja mengacu pada norma dan ketetapan yang telah ditentukan.

Jangan sampai kita hanya berakhir pada kegiatan ibadah wayang semata. Tak ada manfaat dan jejak pasti dalam penerapan hidup kita sehari-hari. Utamnaya kebermanfaatan kita bagi sesama. Bukankah sebaik-beiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama?


Bijak Dalam Menyikapi

#KMP3

Berbeda adalah satu hal yang wajar dan lumrah. Tak mungkin kita hindari dan kita tampikkan. Mau kemanapun, dimanapun perbedaan itu akan selalu ada. Apalagi negara kita dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika-nya sudah ada sejak lama. Bahkan mungkin, sejak awal kita mengenal bangku sekolah, semboyan tersebut tak lagi asing di telinga kita.

Namun pada kenyataannya, memaknai perbedaan tersebut tidaklah semudah kita membalikkan telapak tangan. Masing—masing pihak kukuh dengan argumen dan pendapatnya masing-masing. Lantas apakah ini salah? Tentu saja saya katakan tidak. Mengapa tidak, karena sejatinya kita memang berbeda.

Lantas bagaimana menyikapinya? Hemat saya, apalagi terkait segala hal yang ada di media sosial. Kita tak akan selalu sepemahaman dan sepemikiran dengan orang lain. Jika saja hal tersebut terjadi, ya sudahlah. Masing-masing punya pendapat yang pasti berbeda. Kita tak dapat memaksakan kehendak agar orang lain selalu seiya sekata dengan kita.

Diam untuk tidak berpendapat yang seakan-akan paling benar menurut saya adalah hal yang terbijak. Pendapat yang dimiliki oleh seseorang tentu tergantung dari banyak faktor. Dari kondisi lingkungan, tingkat pendidikan, dan lainnya.

Beruntung sekali saya pernah hidup dan tinggal dengan kondisi dan lingkungan yang lumayan heterogen. Terbiasa dari kecil dengan suasana yang relatif tidak sama, justru membuat saya lebih mudah dalam menyikapi dan menerima segala perbedaan yang ada. Terkejutkah saya? Tidak sama sekali. Meminjam istilah anak zaman sekarang, B saja...

Bukankah pelangi indah karena warnanya yang berbeda? So, maknai saja perbedaan tersebut dengan keterbukaan dan kelapangan hati. Anda masih tidak setuju? Itu hak anda...


Rabu, 20 Mei 2020

Perempuan-Permpuan Tanģguh Dalam Tong Edan

#KMP3

Tong edan, ada juga yang menyebutnya dengan istilah tong gila atau tong setan... Ya, pertunjukan ini biasa ada di pasar malam. Berkelana dari satu kota ke kota lainnya,tentu demi harapan sesuap nasi. Saya pun baru satu kali melihat pertunjukkan ini. Dan saya pastikan, tak akan ada pertunjukan kedua yang akan saya lihat lagi. Kenapa? Jujur,tidak cukup kuat nyali saya melihat pertunjukan dalam tong edan itu. Benar-benar edan.

Rasa penasaran itu harus saya bayar mahal. Saat suatu ketika bunyi deru suara motor yang merang-raung menggelitik rasa penasaran itu. Ntah apa yang ada di dalam sana. Hingga akhirnya saya pun memutuskan membeli tiket untuk melihat pertunjukkan tersebut.

Ternyata sesuai dengan namanya. Tong...sebuah ruangan yang diseting mirip dengan sebuah tong. Dan dalam ruangan tong tersebut, atraksi itu digelar. Atraksi motor dan mobil yang bekejar-kejaran menjadi tontonan yang memikat semua mata. Bahkan terkadang aksi mereka mengundang tepuk tangan para penonton.

Rupanya saya salah memilih tempat hiburan. Bukannya terhibur, yang ada malah stres sendiri melihat pertunjukan tersebut. Sungguh atraksi yang luar biasa dan tentunya menuntut keahlian yang luar biasa pula.

Jangan sekali-kali meniru adegan tersebut. Tentu mereka pun sudah sangat terlatih dalam hal ini. Dan pagi tadi saat saya melihat postingan seoarng kawan tentang atraksi tong edan, kembali sejenak memori saya pada pertunjukkan yang pernah saya lihat tersebut. Bukan apa-apa hingga saya melihat video tersebut. Karena ternyata pemainnya ada yang perempuan juga. Hal ini lah yang kembali membuat saya membuka video tersebut.

Bahkan dalam video yang berdurasi hanya sekitar tiga menit itu, ada beberapa orang perempuan yang juga sebagai pemainnya. Dengan gagah perkasa mengendarai motor dan kemudian berputar-putar dalam tong raksasa tersebut.

Decak kagum saya pun tak dapat dipungkiri. Sungguh luar biasa perempuan-perempuan ini. Saya jadi teringat, betapa perempuan bisa melakukan segala hal, bahkan yang belum tentu bisa dilakukan oleh seorang pria sekalipun. Demi menafkahi keluarga, rela melakukan banyak hal bahkan sesuatu yang sangat berbahaya sekalipun.

Semoga perempuan-perempuan tangguh ini selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa. Sungguh luar biasa nyali yang mereka punya. Kesan feminim, lemah, dan lembut seketika buyar begitu melihat atraksi mereka demi perjuangan hidup ini. Sungguh perempuan-perempuan yang hebat dan tangguh. 


Senin, 18 Mei 2020

Belajar Untuk Tidak Menyalahkan Orang Lain

#KMP3

#opini

Hidup yang kita jalani tentu penuh warna. Suka duka, tangis tawa adalah sebuah keseimbangan yang pasti kita lalui. Saya yakin siapa pun orang nya pasti pernah merasakannya. Pun demikian halnya dengan saya.

Pernah pula merasakan saat diri begitu terpuruk dan tak ada satupun tangan yang mengulurkan bantuannya. Lalu apa yang bisa kita lakukan? Tentunya hanya pada Sang Maha Hidup kita bisa berkeluh kesah. Pasrah dengan semua yang tengah terjadi.

Saat masalah datang mendera, apakah kita termasuk orang yang mudah menyalahkan orang lain? Mungkin, tanpa kita sadari kerap hal itu kita lakukan. Memposisikan diri kita sebagai orang yang layak disebut dengan korban. Korban atas ketidakadilan yang menimpa kita. Tapi betulkah semua ini?

Tentu saja tidak. Menurut saya, justru akan semakin memperburuk situasi yang ada. Menyalahkan orang lain hanya akan membuat luka hati semakin menganga. Terlebih jika kita bukan tipe orang yang mudah untuk memafkan.

Mengapa tak kita coba untuk kembali introspeksi diri. Betulkah semua yang terjadi adalah karena kesalahan orang lain? Apakah bukan karena kita sendiri yang mungkin lengah atau teledor? Belajar untuk tidak menyalahkan keadaan, belajar untuk tidak menyalahkan orang lain merupakan sebuah cara paling mudah untuk menyayangi diri sendiri.

Segera bangkit dari keterpurukan dan segera memaafkan segala hal yang terjadi. Sekali lagi, memafkan atas kejadian yang menimpa diri kita sendiri, bukan karena orang lain. Lantas kalaupun itu bersumber dari orang lain apa yang harus kita lakukan? Tetap, cepatlah untuk memaafkannya. Sejatinya memaafkan bukanlah untuk orang yang bersangkutan, namun lebih pada diri kita sendiri.

Kalau bukan diri kita sendiri yang bisa melindungi dari segala hal angkara murka, siapa lagi? Dan ingatlah, diri ini terlalu berharga untuk terus terpuruk dalam kesedihan dan luka yang teramat lama.


Sabtu, 16 Mei 2020

Saat Pikiran Dan Tindakan Tak Sejalan

#KMP3

#feature

Dalam proses belajar menulis itu, pasti banyak hal yang akan kita temui. Setidaknya itu yang saya alami. Mungkin tidak berlaku untuk orang lain. Terkadang apa yang kita pikirkan dan hasil yang kita tuliskan ada perbedaan. Dan ini lah yang lagi-lagi saya alami belakangan ini. Alasan klasik, sedang tidak fokus dan konsentrasi...Nah, lho..

Jangan menyalahkan perut yang sedang lapar atau haus yang mendera karena puasa. Salah besar itu. Bukan hanya sekali ini saja hal tersebut terjadi. Sudah beberapa kali saya alami. Terkdang memang apa yang ingin saya tuliskan sedikit berbeda dengan apa yang sedang saya pikirkan. Kalau masalah thypo sudah bukan hal aneh lagi tentunya.

Lalu disinilah peran swasunting dan atau editor yang paling saya butuhkan. Siapa lagi kalau bukan rekan setia yang kerap menemani dalam menulis. Kekompakan dan kerja sama yang baik tentu sangat berperan besar dalam hal ini. Selain fungsi kontrol juga tentunya fungsi untuk saling mengingatkan.

Tak perlu alergi dengan kritik dan masukan yang membangun bagi perbaikan tulisan kita. Dan tak perlu kesal juga dengan peringatan yang diberikan oleh orang lain. Hal yang wajar dan lumrah sebagai manusia biasa tentunya. Toh anda, saya, mereka juga kita semua hanyalah manusia bisa bukan setengah dewa.

Tapi lagi-lagi ga juga dijadikan alasan ya...Buat rekan kerjaku yang baik, trima kasih sudah sellau mengingatkan atas kekeliruan yang sering saya alami. Semoga sehat, damai dan berkah sellau menyertai langkah kita hari ini untuk semangat menebar kebaikan. Gusti Mberkahi...


Jumat, 15 Mei 2020

Lagi-lagi Tentang Belajar

#kmp3
#feature

Belajar itu tidak pernah ada habisnya. Sepanjang kita mau terus mencari dan mau dengan rela bersusah-susah untuk belajar. Yang namanya belajar pasti akan menemui hambatan, bahkan tantangan yang  memang harus kita taklukkan.

Rasanya tidak mungkin kalau dalam proses belajar itu, kita akan berjalan lurus-lurus saja tanpa adanya tantangan sedikitpun. Setidaknya itu yang saya rasakan. Mungkin tidak bagi oarng lain.

Sekarang kembali tergantung pada diri kita sendiri. Apakah kita akan terus melangkah dengan segala tantanga yanga ada, atau meyudahi langkah untuk tidak lagi bersusah-susah dalam tantangan yang ada.

Namun saya yakin, dibalik tantangan yang tidak bisa dianggap remeh tersebut tersimpan rahasia yang luar biasa. Apalahgi kalau bukan tentang pengetahuan itu sendiri. Merasa lelah adalah hal yang wajar dan manusiawi. Toh nayatanya kita memang hanya manusia bisa, bukan manusia setengah dewa. Juga bukan manusia-manusia super hero seperti dalam film-film kartun di tv.

Segera bangkit kembali dan tetap tegapkan langkah untuk terus melangkah. Yakinlah akan selalu ada jalan keluar dengan semua hal rintang yang tengah menghadang. Tak perlu berlama-lama terpuruk dalam kegundahan. Hanya membuang-buang waktu saja. Teruslah melangkah. Sekali layar terkembang, pantang surut kebelakang...


Rabu, 13 Mei 2020

Kado Buat Sang Bujang

#RWCODOP2020 
#OneDayOnePost
#RWCDay21
#Ramadhan2020

Sosok ramahnya selalu menyapaku. Berbaju koko dan sarung untuk segera ke surau  dekat rumahnya. Suaranya merdu melantunkan ayat-ayat Quran. Walau bukan anak orang berpunya, bujang selalu santun.  S
osok sholehnya selalu  meneduhkan perasaan. Bujang namanya. Walau baju dan sarungnya  sebenarnya sudah tak layak. Emak sang Bujang  belum ada uang tuk mendapatkan yang baru.

Tahun berlalu, sang Bujang pun belajar puasa. Berat terasa, namun semangatnya sungguh hebat. Lapar dan haus bukan hal aneh. Semangat sang  bujang sungguh patut dapat jempol.

Lebaran yang akan datang, kado apa yang layak untuk sang  bujang ya? Rasa-rasanya sarung memang pas untuk kadonya sekarang. Bertepatan dengan ulang tahunnya. Corak sarung khas Makassar akan mengejutkannya pada buka puasa esok. Tunggu ya Bujang... Tak sabar rasanya menunggu esok petang...

Selasa, 12 Mei 2020

Saat Kulihat Gurat Bahagia Dalam Senyummu Pagi Ini

#Day20

Sandal

#RWCODOP2020

#OneDayOnePost

#RWCDay20

#Ramadhan2020

Apa kabarmu wahai Sandal? Rasanya sudah lama sekali kita tak jumpa. Sudah berabad rasanya kita tak bersua. Ingin rasanya saat ini aku menemuimu Sandal, kembali bercerita semua hal yang ingin kusampaikan padamu.

Sandal, tahukah dirimu? Hari ini banyak sekali yang akan kukerjakan, dan lagi-lagi aku selalu taringat padamu. Sandal, andai kubisa setenang dan sesantai dirimu dalam menghadapi segala hal seperti ini. Kau tahu Sandal, rasanya membuncah semua rasa yang ada.

Andai jarak dan waktu tak jadi penghalang tuk kita bersua, sudah dapat kupastikan aku ingin segera menemuimu Sandal. Sayang nya, kedatangan tamu tak diundang ini, benar-benar membatasi gerak dan langkah kita saat ini.

Sandal sahabatku, andai kau tahu doa apakah yang pagi tadi kupanjatkan untukmu? Aku berdoa, semoga kau selalu sehat, damai dan berkah terus semangat dalam menebar kebaikan hari ini. Dan Sandal, bolehkah aku bisikan sesuatu padamu saat ini? Aku melihat keindahan dalam senyum dan pancaran sinar matamu pagi ini. Selamat berkarya ya..Aku rindu padamu Sandal...Gusti Mberkahi

 


Senin, 11 Mei 2020

Drama Tom And Jerry Di Dunia Kecilku

#RWCODOP2020

#OneDayOnePost

#RWCDay19

#Ramadhan2020

Luar biasa, itulah satu ungkapan yang spontan saya ucapkan pada seorang ibu yang punya banyak anak. Di zaman sekarang, rasanya sudah jarang keluarga dengan anak lebih dari 3. Rata-rata hanya 1 atau dua saja.

Tentu banyak pertimbangan terkait jumlah anak yang dimiliki oleh keluarga. Salah satunya tentang pendidikan. Karena anak tidak saja cukup untuk dilahirkan dengan kecukupan makan dan rumah tinggal saja. Tetapi pendidikan baik pendidikan dunia akhiratnya harus juga kita pikirkan sebagai orang tua.

Punya dua anak saja di rumah rasanya tak pernah sepi dunia ini. Perang dunia ala rumahan kerap mewarnai hari-hari kami setiap hari. Ada saja permasalahan yang memicu terjadinya perang saudara antara adik dan kakak.

Sang kakak yang terlalu sensitif, dan sang adik dengan segala kejahilan dan keisengannya. Perang mulut dan baku hantam rasanya sudah jadi pemandangan tak aneh di dunia kecil saya setiap hari. Tapi saya yakin, sebenarnya mereka saling menyayangi.

Kecemburuan sang kakak pada adiknya masih juga belum usai hingga hari ini. Mungkin inilah resiko jarak kelahiran yang lumayan jauh. Sang adik hadir saat usia sang kakak sudah menginjak tujuh tahun. Sepertinya terlalu lama menjadi anak tunggal cukup membuat egoisnya lumayan besar.

Tak kalah dengan sang kakak. Sang adik yang memang terlahir jahil ini cukup menjadi aktor utama keributan setiap harinya. Ada saja ide jahilnya untuk membuat sang kakak menitikan air mata. Apa saja bisa membuat ide terjadinya perang saudara.

Stres kah saya yang menjadi ibunya? Sebagai manusia biasa rasa kesal sesekali tentu ada. Toh saya hanya manusia bisa yang bukan setengah dewa. Apalagi saat badan terasa lelah, dan keributan anak-anak mulai terjadi. Tapi, inilah drama keluarga yang memang harus terjadi.

Saya yakin, sekliapun mereka seperti Tom and Jerry, jika salah seorang dari mereka tak ada akan tetap saling merindukan. Seperti sang adik jika saya ajak belanja, dia akan selalu membeli apapun yang dia inginkan sebanyak dua buah. Untuk siapa lagi kaklau bukan untuk Tom sang kakak..

Drama Tom and Jerry selalu ada di rumah kecil ini. Sebentar terlihat akur, tertawa bercanda bersama. Sebentar kemudian berujung perang saudara. Duh...dunia Tom and Jerry, tiada pernah ada episode akhirnya...

 


Minggu, 10 Mei 2020

Malam Nuzulul Quran

#RWCODOP2020

#OneDayOnePost

#RWCDay17

#Ramadhan2020

 

Tidak terasa, puasa sudah masuk hari ke-17. Kebaikan-kebaikan apa yang sudag kita perbuat selama 17 hari ini? Jangan sampai puasa kita hanya sebatas menahan lapar dan haus semata. Amalan-amalan di bulan puasa tentu sangat banyak yang bernilai ibadah. Bahkan, tidur kita pun di bulan puasa ini juga bernilai ibadah. Tapi apa iya kita hanya akan tidur dan rebahan saja? Mentang-mentang lagi WFH dan LFH, tapi ga begitu juga kan?

Nah, terkait malam ke-17 bulan ramdhan ini, kita kerap mengenalnya dengan malam Nuzulul Quran. Malam diturunkannya Al –Quran. Selain amalan zikir, i’tikaf yang biasa dilakukan di malam ramadhan seperti ini, tentu tadarus Al Quran juga menjadi agenda wajib.

Sebagai umat muslim yang tengah menjalankan ibadah puasa, tentu amalan-amalan baik ini berlomba-lomba untuk dilakukan. Rasanya sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Sekali lagi, semoga puasa tahun ini tidak hanya berakhir dengan hanya menahan lapar dan haus saja.

Semoga berkah dan hikmah Nuzulul Quran yang kita rasakan dapat menjadi syafaat kita kelak di akhirat. Memperbanyak ibadah dan amalan-amalan kebaikan, terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini tentu menajdi amalan lebih di bulan puasa yang tak biasa ini. Semoga selalu sehat, damai dan berkah. Terus semangat dalam menebar kebaikan dalam limpahan kasih dan sayang-nya.

 


Lebaran Tak Selalu Dengan Baju Baru

#RWCODOP2020 
#OneDayOnePost
#RWCDay18
#Ramadhan2020

Momen Idul Fitri yang sebentar lagi hadir tentu menyajikan kehebohan pada si kecil ya Moms... rengekan untuk membeli baju baru. Apakah Moms juga mengalaminya? Apalagi rengekan itu makin menjadi saat si kecil melihat teman-teman kecilnya lainnya  sudah punya baju baru. Lantas apa yang harus Moms lakukan?

Saat pendemi Covid-19 ini, memang tak ada salahnya menyiapkan baju baru untuk si kecil. Toh kita bisa membelinya secara online Momen spesial yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama. Namun karena musibah ini, haruskah kita juga memaksakan diri untuk berbelanja baru lebaran?

Yuk Moms, sama-sama mengajarkan si kecil untuk berbagi dengan saudara kita yang mungkin sedang ditimpa kesusahan. Masa prihatin seperti ini, memang butuh kesabaran dan proses untuk bisa mengajarkan pada si kecil. Rengekannnya tentang baju baru, bisa kita alihkan secara perlahan.

Uang yang seharusnya kita gunakan untuk membeli baju baru, mungkin akan jauh lebih bermanfaat jika kita sumbangkan untuk saudara kita yang saat ini tengah kesusahan. Toh stok baju si kecil masih lumayan banyak yang bagus. Dan saya yakin, Moms tidak harus menunggu momen lebaran untuk membeli baju baru kan?

Apakah akan semudah itu? Belum tentu. Tapi tak ada salahnya untuk kita coba, sekalipun itu tak mudah. Bukankah segala sesuatunya selalu butuh proses kan Moms? Ajarai si kecil untuk berbagi. Ajak bicara dari hati ke hati untuk bisa menggugah rasa empatinya.

Masih belum berhasil? Sabar Moms. Namanya juga belajar. Tidak mempan hari ini, ya mungkin besok dapat kita coba lagi. Atau Moms bisa tawarkan hal lain yang bisa mengalihkan perhatiamya terhadap baju baru.

Misalnya membuat janji untuk membuat atau membelikan makanan kesukaannya, atau pun mainan yang diinginkannya. Hal ini bisa diikuti dengan memberikan mainan lamanya yang sudah tidak lagi digunakan. Tentu saja dengan catatan masih bagus dan layak ya...Semoga dengan usaha sederhana ini dapat menumbuhkan jiwa empati pada si kecil. Toh momen lebaran tak selalu identik dengan baju baru. Yang penting kita memliki jiwa dan hati bersih yang kembali baru.

Jumat, 08 Mei 2020

Kotak Kemasan Praktis Kolak Masa Kini

#RWCODOP2020
#OneDayOnePost
#RWCDay16
#Ramadhan2020

Penganan wajib saat puasa itu terkadang sangat identik. Ya ini juga tergantung dari wilayah dan kebiasaan masing-masing daerah tentunya. Penganan yang selalu hadir saat bulan puasa tiba. Satu diantaanya adalah kolak.

Berbagai jenis kolak hadir di pasaran. Menawarkan kuliner lezat penuh manfaat dan nilai gizi tentunya. Dari kolak pisang, kolak ubi, hingga modifikasi kolak-kolak yang makin beragam. Campuran kuah santan dan perpaduan gula merah yang menggugah selera ini sangat pas untuk sajian berbuka puasa.

Kesibukan dewasa ini menjadi peluang bagi yang jeli melihat pasaran. Alih-alih tak ada waktu untuk sekdar menyiapkan sajian buka puasa, peluang ini ditangkap oleh mereka yang tahu akan ide cemerlang penghasil uang ini.

Kemasan yang praktis dan mudah dibawa tentu menjadi hal yang harus dipikirkan. Tentunya kemasan yang dimaskud juga tetap harus memperhatikan standart kesehatan dan kelayakan untuk bahan makanan.

Tidak boleh hanya melihat dari segi kepraktisan dan keindahannya saja, protokol kesehatan pun tentu menajdi pertimbangan utama. Agara kolak yang kita santap dalam masa puasa ini, tentu makin bermanfaat dan makin dirindukan tiap bulan puasa tiba.

Kemasan kolak dalam kotak menjadi solusi untuk pengemasan praktis ini. Kolak jadi mudah dibawa dan tentunya tidak mudah tumpah. Berbagai kemasan kotak tersaji di pasaran. Tentu saja dengan standart kesehatan yang tetap terjaga.

Jadi...sekarang tidak perlu susah-susah pergi keluar rumah untuk berburu kolak. Atau tak perlu susah-susah mengolahnya sendiri di rumah. Cukup dengan memesan via online, sajian kolak dalam kotak siap diantar kerumah.

Di rumah saja ya, biar kami yang mengantarkan...Kotak kolak anda, siap tuk dihidangkan..selamat berpuasa. Semoga hari ini tetap sehat, damai dan berkah semangat sellau dalam menebar kebaikan. Gusti Mberkahi....

Kamis, 07 Mei 2020

Menjaga Isi Dompet Selalu Terisi, Meski Hanya Di Rumah Saja

#RWCODOP2020
#OneDayOnePost
#RWCDay15
#Ramadhan2020

Wabah pandemi Covid-19 betul-betul telah merubah semuanya. Semua sektor kehidupan manusia pun terimbas akibat kedatangan tamu tak diundang ini. Akibatnya, pemberlakuan WFH da LFH pun diterapkan.

Masih beruntung dengan kita yang masih bisa WFH. Diluaran sana, banyak saudara kita yang terpaksa harus mengalami PHK. Belum lagi dalam masa puasa seperti ini. Keperluan rumah tangga yang tinggi dari hari biasa, tentu mempercepat habisnya isi dompet.  Lalu, kegiatan apakah yang kira-kira dapat kita lakukan untuk tetap menjaga isi dompet selalu terisi?

Sahabat semua pasti punya banyak hobby. Nah,berawal dari hobby itu bisa kita jadikan bekal usaha. Misalnya :

1. Berjualan kue kering
Momen Idul Fitri adalah momen yang pas untuk kegiatan usaha rumahan seperti ini. Tentu saja, hukum pasar akan menjadi juri sejatinya. Jadi kualitas kue tentu juga harus unggul. Agar dapat mengikuti mekanisme pasar yang berlaku.

2. Menjadi penulis lepas
Untuk sahabat-sahabat yang hobby menulis, tak ada salahnya mencoba yang satu ini. Barangkali, kalau memang tulisan kita layak tayang,lumayan kan...

3. Menjual bunga
Sebenarnya bukan hanya bunga. Bibit-bibit tanaman lain pun dapat pula kita promosikan. Cukup dengan memanfaatkan media sosial yang kita miliki, kenapa tidak?

4. Membuat konten youtube
Bagi sahabat yang sudah berkecimpung disini, tentu sudah paham. Apalagi kalau sudah punya subscriber yang memang sudah lumayan, pasti semakin giat kan?

5. Membuat hasta karya
Keahlian dalam membuat sesuatu bisa juga kita jadikan salah satu usaha yang bisa diandalkan. Misalnya melukis, membuat kaligrafi, atau mungkin menawarkan jasa pembuatan mural. Berani coba?

Nah,selain yang susah saya sebutkan diatas kira-kira apa lagi menurut sahabat semua?

Rabu, 06 Mei 2020

Suara Hati Sang Kotak Amal

#RWCODOP2020
#OneDayOnePost
#RWCDay14
#Ramadhan2020

Namaku kotak amal. Tempat orang-orang menitipkan amal jariyahnya berupa uang. Biasanya aku berada di bagian depan masjid. Bertengger dengan gagah, seakan menghiba datangnya belas kasih dari sang pemberi amal.

Sesekali aku juga berada dalam kotak-kotak yang lebih kecil ukurannya. Biasanya dalam sholat Jumat atau kajian-kajian jamaah yang  lain aku juga turut hadir diantara para jamaah. Dari satu tangan ke tangan yang lain, aku diedarkan.

Lembaran demi lembaran mulai masuk kedalam kotakku. Ntah, setelah dari tangan keberapa lembaran itu kudapatkan. Dari mulai lembaran yang biasa digunakan anak-anak kecil jajan di kakl lima, hingga lebaran yang jarang aku lihat ada dalam kotakku ini.

Aku bersyukur sekali atas kebaikan-kebaikan yang telah mereka titipkan dalam kotakku ini. Tak lupa, aku pun mendoakan mereka yang telah sudi untuk berbagi dengan yang lain. Semoga Yang Maha Kuasa mengganntikannya dengan berliipat ganda.

Namun, sesekali pun aku terkadang merasa sedih. Ingin menangis dan menjerit sejadi-jadinya. Ketika kotakku ini hanya dioper kesana-kemari berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain. Atau saat aku mendapatkan titipan lembaran yang sepertinya, jika hilangpun sang pemilik tidak akan merasa sedih.

Padahal, segala jumlah lembaran yang mereka titipkan dalam kotakku ini pada dasarnya adalah untuk kebaikan mereka sendiri. Tapi sudahlah...aku tetap merasa bersyukur. Bersyukur atas kebaikan mereka.

Tapi, eh,,,,tapi aku pun merasa takut, jika ada tangan-tangan tak bertanggung jawab dengan senagja membuka paksa kotakku ini, dengan serakah dan rakusnya, mereka menguras habis isi kotakku yang tak seberapa ini. Dan setelah itu, mereka tinggalakn aku begitu saja...atau terkadang, pura-pura menutup kembali pintu kotakku ini.

Akhirnya aku hanya bisa berdoa. Semoga Allah memberkati dan mengembalikan lagi semua lembaran yang telah mereka titipkan dalam kotakku ini. Dan tak lupa, aku pun mendoakan orang-orang yang telah berbuat aniaya pada kotakku ini. Semoga Allah segera memberikan hidayah dan membukan pintu taubatnya...

Selasa, 05 Mei 2020

Masjid Biru Kampus Perjuangan

#RWCODOP2020
#OneDayOnePost
#RWCDay13
#Ramadhan2020

Saat tiba masuk waktu sholat, saya dan kawan-kawan pasti akan segera menuju bangunan biru itu. Tempat yang strategis dekat dengan kelas kami menimba ilmu. Bangunan megah nan kokoh yang bisa memberikan kedamaian pada siapa pun yang memasukinya.

Selain itu, masjid biru itu adalah tempat persinggahan saya juga. Saat masih ada waktu atau jeda istrihat menunggu mata kuliah selanjutnya, masjidlah tempat persinggahan saya. Tak hanya tempat kami mendirikan sholat, masjid ini juga sangat banyak menolong mahasiswa seperti saya.

Dari balik kaca masjid itu pun, saya dapat melihat aktifitas lain diluar masjid. Letaknya yang memang berdekatan dengan kedua gedung tempat belajar memang sangat strategis sebagai tempat istirahat.

Begitu banyak cerita yang sudah saya torehkan di masjid biru ini. Untuk sholat, istirahat, mengerjakan tugas, dan bahkan tempat paling strategis untuk menjumpai kawan. Saya sering membuat janji dengan kawan-kawan saya disini. Tidak lain dan tidak bukan, karena pasti akan memudahkan siapapun yang akan mencarinya. Sekalipun orang yang belum pernah masuk ke kompleks kampus ini. 

Senin, 04 Mei 2020

Terinspirasi Bukan Berarti Harus Kehilangan Jati Diri

Tantangan #Day12 #RWCODOP2020
#RWCODOP2020
#OneDayOnePost
#RWCDay12
#Ramadhan2020

Belajar menjadi seorang penulis pemula itu tentu bukanlah hal yang mudah. Selain butuh referensi dan bimbingan, tentu saja mulailah dengan menulis. Sehebat apapun ilmu/konsep menulis yang kita miliki, tanpa pernah mempraktikkannya sama saja nol besar. Saya percaya dan meyakini, semua orang pasti punya kemampuan menulis

Menulis pada dasarnya adalah berkomunikasi. Sebagai mahluk sosial, bukankah setiap hari kita selalu bercakap-cakap? Nah, pun demikian dengan menulis. Menulis pada dasarnya adalah ungkapan/percakapan yang disampaikan dalam bahasa tulisan.

Bimbingan menulis yang dibutuhkan seorang pemula tentu saja akan sangat membekas. Ibarat seorang murid yang sangat terinpirasi oleh sang guru. Saya anggap itu hal lumrah dan lazim. Namun,ibarat mengerjakan sholat,apakah kita dalam menulis juga harus makmum?

Menjadi makmum dalam sholat adalah biasa. Namun dalam menulis saya berusaha untuk seminimal mungkin melakukan hal itu. Tidak saya pungkiri memang,bahan bacaan dan tokoh penulis yang kerap kita baca tentu akan sangat berpengaruh dalam gaya kepelunilsan kita.

Tapi jika murni kita menjadi makmum dalam kepenulisan, saya usahakan tidak. Apakah sulit? Saya tidak bilang mudah, tapi saya yakin siapa pun itu pasti bisa.

Bagaimana caranya?

Jadilah diri sendiri. Tidak perlu mengekor. Karena sampai kapan pun ekor akan tetap berada di belakang. Tidak akan pernah berpindah menjadi kepala. Tak perlu merasa berkecil hati. Saat menjadi penulis pemula sekalipun. Saya percaya, penulis hebat saat ini, juga pernah menjadi seorang penulis pemula terlebih dahulu seperti kita saat ini.

Setiap punulis pasti akan punya gaya masing-masing. Terinspirasi boleh saja. Tapi sekali lagi, tidak perlu mengidentikkan diri dengan orang lain. Menulis dengan gaya kita sendiri, tentu akan jauh terasa lebih mudah dan mengalir. Jangan sampai hanya karena terinspirasi oleh seseorang kita kehilangan jatu diri kan..

Selain itu pelajari dan pahami ilmu-ilmunya dulu. Kemudian ya,  tentunya mulailah menulis. Layaknya cara kita berbicara, tentu berbedakan antara  satu dengan lainnya? Nah, seperti itu pula menulis. Mulailah menulis..Kapan? ...Ya, sekaranglah...Mau nanya lagi...? Jangan kebanyakan tanya, nulis juga belum...mau kapan nulisnya?

Semangat belajar menulis. Semangat menebar kebaikan...Semoga sehat, damai dan berkah senantiasa selalu dalam lindungan kasih dan sayang-Nya. Gusti Mberkahi...

Minggu, 03 Mei 2020

Tetaplah Bermimpi Setinggi Langit...Sekalipun Terjatuh, Tetap Berada Diantara Para Bintang..

(sebuah tantangan menulis dengan huurf awal yang tersambung dari tiap paragraf membentuk kata “POCONG”)

Tantangan #Day11 #RWCODOP2020
#RWCODOP2020
#OneDayOnePost
#RWCDay11
#Ramadhan2020

Puasa kali ini tentu sangat berbeda. Akibat pandemi yang tengah melanda, suasana puasa pun tak lagi sama dari biasa. Datangnya sang tamu tak diundang, telah memporak-porandakan semua tatanan kehidupan manusia saat ini.

Orang-orang yang biasanya menghabiskan waktu untuk ngabuburit, kini tak lagi terlihat. Ganasnya sang virus tentu menjadi pertimbangan tersendiri untuk keluar rumah jika tak dirasa sangat perlu.

Cerita puasa hari ini,tentu akan menjadi cerita tersendiri kelak di masa yang akan datang. Pada anak cucu kelak, kita esok dapat bercerita tentang semua hal yang terjadi hari ini. Betapa mencekam dan porak-porandanya keadaan saat wabah itu menerpa.

Oh....Gusti Maha Suci, betapa kuingin semua badai ini segera berlalu. Betapa kuingin hidup kembali seperti sedia kala. Melihat langkah-langkah kecil itu kembali berlarian menghampiriku di kelas...Aku sudah sangat merindukan suasana kelas yang selalu menghadirkan sejuta cerita.

Negeri yang subur makmur gemah ripah loh jinawi mendadak banyak rakyaknya yang menjerit kelaparan. Sekolah pun terpaksa harus dipindahkan kerumah karena sang wabah...kelaparan ada dimana-mana. Tangis pilu menyayat hati semoga segera mereda.

Gusti Allah pasti mendengar doa-doa yang selalu dipanjatkan oleh hamba-Nya. Sejatinya, ujian dan cobaan yang diberikan-Nya adalah semata untuk lebih menguatkan kita. Sekarang tergantung kita dalam menyikapinya. Apakah hanya akan terus terpuruk dengan keadaan? Atau mulai bangkit perlahan untuk kembali meraih mimpi. Teruslah bermimpi setinggi langit, karena sekalipun kita terjatuh, kita tetap berada di antara para bintang...

Sabtu, 02 Mei 2020

Jangan Mudah Menympulkan Tanpa Tahu Yang Sebenarnya

Tantangan #Day10 #RWCODOP2020
#RWCODOP2020
#OneDayOnePost
#RWCDay10
#Ramadhan2020

Jangan mudah menilai. Jangan mudah menyimpulkan, jika tak tahu persis apa yang sebenarnya terjadi. Menyimpulkan makan gaji buta. Menyimpulkan hanya jadi manusia rebahan. Menyimpulkan hanya jadi penghuni setia kasur, dan masih banyak istilah menusuk lainnya yang berkonotasi malas.

Kebijakan pemberlakuan masa belajar di rumah sebagai upaya untuk segera memutuskan mata rantai penyebaran sang virus. Namun apakah itu berarti kami para guru lantas berdiam diri di rumah dengan tidak melakukan hal apapun? Tentu tidak..

Kami masih terikat piket di sekolah. Masih pula mengurus anak-anak yang ternyata masih ada saja yang berulah diluar rumah. Masih juga menyebut manusia rebahan kasur?  Semua yang kami lakukan, toh tidak harus kami koar-koarkan di media sosial. Karena kami menganggap, mau bekerja dari rumah ataupun sekolah adalah tetap menjadi kewajiban kami untuk memberikaan layanan pendidikan bagi para siswa.

Bahkan jika kami ingat-ingat kemabli selama masuk dua bulan terakhir ini, jam kerja kami jauh lebih banayak dari hari biasa. Tak kami pungkiri memang suasana kerja dari rumah memang terasa lebih santai. Bahkan itu tadi, ibaratnya sambil rebahan di kasurpun bisa. Tapi apakah semua guru akan berpendapat yang sama?

Tentu tidak. Terutama bagi ibu-ibu guru yang masih punya anak balita. Kehebohan dan keriweuhan bekerja dari rumah pasti akan sangat terasa. Belum lagi biaya yang harus kami keluarkan. Anggaran untuk membeli kuota untuk berselancar tidak bisa terbilang murah. Bahkan jika harus kami kalkulasikan dengan biaya bensin, masih jauh lebih murah biaya pembelian bensin.

Jadi, berhentilah untuk mengatakan kami para guru makan gaji buta. Hanya jadi manusia rebahan di kasur. Tidak seperti itu ya...selain tetap mengajar secara maya banyak aktifitas lain yang kami lakukan. Saya pun tetap sebagai ratu dapur, menaman jamur, dan tak lupa berjemur pagi tuk menjaga sistem imun tubuh mengingat umur yang tak lagi belia...Apa cerita anda hari ini?

Jumat, 01 Mei 2020

Saat Kantuk Itu Datang


Tantangan #Day9 #RWCODOP2020
#RWCODOP2020
#OneDayOnePost
#RWCDay9
#Ramadhan2020

Masa kecil itu sungguh menyisakan beribu cerita yang selalu indah untuk dikenang. Banyak sekali cerita yang begitu memalukan saat itu, namun menjadi gelak tawa saat sekarang kembali kuceritakan. Jujur, bukan cerita yang menginspirasi memang. Hanya sekedar cerita bocah kecil dengan segala petualangannya.
Masa puasa layaknya anak-anak tentu aku juga sangat menikmatinya dengan seribu cerita. Rasanya tiada hari yang paling membahagiakan selain saat masa puasa. Karena tidak seperti hari biasa, sajian di meja tentu menjadi luar biasa,
Belum lagi mendekati masa akhir ramadhan. Berburu baju lebaran dan segala asesoris lainnya sudah menjadi hal wajib yang selalu kurindukan saat itu. Pun demikian dengan saat-saat harus ke masjid raya untuk menunaikan ibadah sholat taraweh bersama saudara dan teman-teman kecilku lainnya.
Umumnya anak-anak di masa itu, saat menjelang waktu berbuka pun aku selalu mengumpulkan semua makanan yang ingin kuhabiskan saat berbuka nanti. Tentu saja makanan dan minuman yang sudah kuburu sejak siang menjelang.
Tiba saat waktu berbuka menjadi masa-masa yang paling dinantikan. Tak sabar rasanya ingin melahap semua yang ada di hadarapnku. Namun sayang, perut kecilku saat itu tidak mungkin bisa menghabiskan semuanya. Dan akhirnya semua hanya menjadi cita-cita semata.
Kenyang usai menyantap semua sajian dan diikuti dengan sholat maghrib. Namun tiba-tiba saja, rasa kantuk datang menyerang dengan luar biasa. Mungkin ini juga akibat aku jarang tidur siang saat itu. Aku lebih memilih bermain dengan teman-temanku. Sekalipun ibu tidak pernah berhenti menyuruhku untuk tidur siang.
Meski dengan kantuk yang mendera tetap saja kulangkahkan kakiku ke masjid raya dekat rumah kami. Gelak tawa dan kebahagiaan selalu mengiringi langkah-langkah kecil kami. Udara terasa dingin sekali malam itu. Mungkin karena hujan sore tadi yang baru saja membasahi kota kami.
Rakaat demi rakaat pun sudah terlewati. Sesekali aku berhenti karena capek dan masih menahan kantuk. Tidak bisa bermain diluar karena hujan pun ternyata turun lagi. Sampai pada rakaat terakhir. Hingga tiba saatnya shalat witir. Shalat penutup dan penyempurna dari semua aktifitas ibadah kami malam itu.  Akibat terlalu kenyang makan saat buka puasa tadi, bahkan sholat witir penutup taraweh pun tak bisa kulaksanakan.  terlalu kenyang makan saat buka puasa tadi, bahkan sholat witir penutup taraweh pun tak bisa kulaksanakan. Kantuk yang mendera tak lagi bisa kutahan lagi. Seketika suara terjatuh mengagetkan bagian belakang tempat kujuga melakukan taraweh...Bruaaaaak...ternyata, aku terjatuh saat sholat witir. Jadi saat itu aku sholat dengan kondisi kantuk berat....Malu..pastilah...tapi tetap saat pulang kami berlarian penuh dengan suka cita lagi...

Kamis, 30 April 2020

Olah Raga Ringan Semasa Puasa

Puasa kali ini tentu berbeda ya...selain himbauan untuk tetap tinggal di rumah, tentu banyak hal lain juga yang tidak dapat kita lakukan. Keterbatasan ruang gerak akibat pandemi yang tengah melanda tentu menjadi penyebab semua ini. Lantas apakah iya lantas kita hanya rebahan saja?

Tentu tidak bukan? Sebenarnya masih banyak hal yang dapat kita lakukan sekalipun dalam ruang gerak yang terbatas. Kondisi puasa yang tengah kita jalani bukan alasan kita juga untuk bermalas-malasan. Kondisi badan yang tetap prima dan sistem imun tubuh yang baik tent akan menjaga kita dari serangan sang virus.

Belum lagi selama puasa, mungkin asupan makanan kita jadi sedikit tidak terkontrol. Misalnya mungkin banyak asupan kadar gula yang tanpa kita sadari. Lalu bagaimankah cara menajga kebugaran dan kesehatan selama puasa ini?

Selain tetap menjaga pola makan, dan asuan makanan yang baik tentu juga dengan olah raga. Olah raga? Ya..kenapa tidak. Tentu bukan dengan jenis olah raga yang berat yang biasa kita lakukan diluar puasa. Cukup dengan olah raga ringan saja yang dapat kita lakukan di sekitar rumah.

Lantas kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan olah raga yang tepat? Bagi orang yang sudah terbiasa melakukan olah raga, mungkin bukan lagi hal yang sulit. Namun bagi saya atau anda yang tidak terbiasa olah raga, mungkin waktu yang tepat adadalah 15 menit menjelang berbuka. Disesuaikan saja dengan keadaan dan kukuatan kondisi tubuh kita masing-masing. Siap untuk berolahraga? Yuk...

#Tantangan #Day8 #RWCODOP2020
#RWCODOP2020
#OneDayOnePost
#RWCDay8
#Ramadhan2020

Rabu, 29 April 2020

Zaman Berganti, Trend Stoples Pun Juga Berganti

Saya masih ingat dulu, bagaimana rumah kami yang notabene ada di desa saat menjelang lebaran. Jajaran stoples-stoples beling yang sudah lama menghuni lemari sejurus kemudian di keluarkan dari tempat persembunyiannya selama setahun.

Ya, jajaran stoples ini hanya akan keluar setahun sekalli. Layaknya rumah-rumah yang ada di desa, menjelang lebaran pun kami mulai membuat bermacam-macam kue kering khas desa. Kue-kue kering yang hanya dapat kami temui setahun sekali.

Kue-kue kering dalam stoples itu nanti yang akan kami suguhkan pada para tamu yang berkunjung untuk silaturahmi dan bermaaf-maafan. Dan momentum seperti ini sungguh sangat menyenangkan untuk semua penghuni rumah. Dan tentu saja ibu sebagai sang ratu rumah tanggalah yang paling sibuk dan heboh mengatur semua ini.

Kembali pada maslah stoples. Saya masih ingat betul, saat itu stoples yang kami miliki umumnya di desa adalah stoples berbahan kaca yang berat dan besar. Seiring perkembangan zaman dan waktu, dipasaran pun mulai muncul jenis stoples-stoples baru menjelang lebaran.

Walau jarang untuk membeli lagi yang baru, sekedar cuci mata melihatnya kerap saya lakukan saat ikut mengatar ibu ke pasar. Saya pun pernah minta dibelikan stoples kecil yang lucu dan unik menurut saya. Stoples itu sengaja saya isi dengan kue yang akan saya makan sendiri.

Pernah saya mengusulkan pada ibu untuk menggati stoples lama kami dengan yang lebih kecil dan dengan model yang lebih baru. Tapi usulan saya ini ditolak, dengan alasan kurang pantas dan takut tamunya malu mau ambil kuenya nanti ucap ibu saya. Akhirnya stoples itu lagi yang menjadi penghuni meja tamu.

Bahkan saat mulai booming stoples-stoples lucu dari bahan plastik dengan merk yang sangat ternama itu pun juga tidak masuk persetujuan ibu saya. Lagi-lagi dengan alasan kurang pantas untuk menyuguhkan tamu.

Namun akhirnya perubuhan itu pun terjadi. Ntah kapan tepatnya saya sudah tidak ingat lagi. Yang jelas saat adik kami yang bungsu mulai kuliah. Mungkin pendekatan si bungsu ini jauh lebih mengena dan dapat diterima oleh ibu saya. Hingga pada akhirnya saat itu saya mulai melihat ada stoples-stoples kaca lain dengan ukuran yang lebih kecil. Dan tentunya ada juga yang lain yaitu stoples-stoples lucu dari bahan plastik merk ternama tersebut. Kini nuansa meja tidak semenoton dulu lagi. Lebih ceria dan nampak sangat berbeda.

Tantangan #Day7 #RWCODOP2020
#RWCODOP2020
#OneDayOnePost
#RWCDay7
#Ramadhan2020

Selasa, 28 April 2020

Si Pendiam Yang Ternyata Berhati Mulia

Pertemuan saya dengan salah seorang murid kami dulu mengingatkan kembali pada sosok sederhana yang santun dan penuh kerendahan hati. Selain termasuk jajaran murid yang lumayan berprestasi, adabnya sangat luar biasa terpuji. Dan satu hal yang mungkin jarang diminati oleh kawula muda saat ini, yaitu menjadi marbot masjid.

Mengabdikan diri menjadi seorang marbot masjid tentu pekerjaan yang mulia. Membersihkan tempat ibadah menajdi tanggung jawabnya sehari-hari. Masya Allah, sungguh perbuatanang sangat mulia. Saya pun rasanya belum tentu sanggup melakukannya. Semoga masih banyak anak muda-anak muda lain yang juga tergugah untuk hal mulia ini.

Selain berdiam diri di dekat pesantren yang ada di lingkungan sekolah kami, ternyata sosok santun itu juga menjadi marbot di masjid tersebut. Dalam satu kesempatan saya punya cerita yang begitu membekas tentang sosok satu ini.

Saat itu jam terkahir saya berada di kelas paling atas. Hujan turun dengan begitu lebatnya. Anak-anak banyak yang nekad pulang sembari hujan-hujannan. Tapi tidak dengan saya. Selain tidak ingin mengambil resiko basah, saya pun tak ingin mengambil resiko jatuh terpeleset karena jalanan yang lumayan licin.

Lumayan cukup alam saya menunggu hujan berhenti. Atau setidaknya mereda. Namun hampir tiga puluh menit, sepertinya hujan belum nampak akan berhenti. Sedang gemuruh petir bersaut-sautan semakin memekakkan telingan. Apa boleh buat, menunggu masih menjadi pilihan terbaik.
Demikian halnya dengan kawan-kawan guru lain yang ada di kantor. Mereka masih menunggu hujan reda untuk pulang ke rumah. Tiba-tiba dari sosok kejauhan saya melihat seperti ada yang melambaikan tangan.

Samar-samar saya perhatikan terus lambaian itu. Kabut turun pun lumayan tebal menghalangi pandangan. Jujur, sebenarnya ada rasa sedikit takut juga sendiri diatas, sementara kewan-kawan yang lain sudah lebih dulu buru-buru turun tadi.

Tapi sudahlah...Kembali saya perhatikan lambaian tangan tersebut. Barangkali lambaian yang dimaksud adalah untuk saya. Ternyata benar, saat saya menunjuk diri apakah lambaian itu dimaksud untuk saya?. Dari kejauhan samar terlihat si pemilik lambaian itu pun mengangguk. Kira-kira lima menit kemudian, datanglah sang marbot tersebut.

Rupa-rupanya dari tadi ia mengamati saya sendiri diatas sini. Dengan membawa satu payung lagi, ia membawakan saya payung untuk bisa turun ke ruang guru. Ya Allah, rasanya terharu sekali dengan kebaikan yang diberikan oleh anak ini. Ternyata dibalik sifat diamnya selama ini, dia masih menunjuakan keperdulian yang dalam pada orang yang membutuhkan bantuan. Terima kasih ya atas pertolongannya...

Tantangan #Day6 #RWCODOP2020
#RWCODOP2020
#OneDayOnePost
#RWCDay6
#Ramadhan2020

Senin, 27 April 2020

Tips Membangunkan Si Kecil Sahur Tanpa Drama


Makan sahur adalah rutinitas yang kita lakukan selama menjalankan ibadah puasa. Hal rutin yang mungkin terasa mudah bagi kita yang sudah dewasa dan sudah terbiasa. Namun tidak halnya dengan anak-anak. Terutama adalah anak-anak yang masih belajar puasa.
Teriak..bukan solusi. Apalagi memarahi, bisa jadi makin runyam. Dan tentunya juga bukan solusi yang baik. Lalu apa yang bisa ibu lakukan untuk membantu si kecil bisa bangun untuk makan sahur dengan tidak menggunakan drama-drama ala Korea, India dan negeri antah berantah?.
Beberapa tips yang saya punya mungkin bisa juga sedikit membantu ibu-ibu dengan permasalahan yang sama.
1.      Buat perjanjian. Saat sebelum tidur, usahakan kita melakukan perjanjian dengan anak. Agar, ketika dibangunkan nanti tidak ada drama-drama lagi.
2.      Berikan rewards. Apabila si kecil sudah dapat menepati janjinya, tidak ada salahnya kalau kita sebagai orang tua mengapresiasi usaha yang telah dilakukan si kecil. Apa apresiasi yang bisa kita berikan? Selain ucapan terima aksih, mungkin bisa dengan menyiapkan hidangan buka puasa yang sesuai dengan seleranya.
3.      Siapkan menu makanan dan minuman yang menjadi kesukaan si kecil. Memang sedikit agak ekstra ya untuk di bulan puasa ini. Tapi untuk hasil yang baik, mengapa tidak kita coba.
4.      Jurus pamungkas...ini sih jurus yang terkadang masih saya gunakan juga. Saya sarankan hanya untuk keadaan darurat. Untuk ini mungkin bukan saja hanya untuk si kecil, tapi semua penghuni rumah. Apakah itu? Percepat jarum jam dari biasanya...bisa sepuluh atau lima belasa menit menjelang imsya’. Atau silahkan atur-atur sendiri jam yang bisa mendebarkan siapapun yang melihatnya hahahha...
Semoga hari ini kita bisa menjalankan ibadah puasa dengan lancar. Sehat, damai dan berkah penuh dengan limpahan kasih dan sayang-Nya dalam semangat menebar kebaikan..Gusti Mberkahi...

Tantangan #Day5 #RWCODOP2020
#RWCODOP2020
#OneDayOnePost
#RWCDay5
#Ramadhan2020



Minggu, 26 April 2020

Pie Susu Mini Karya Jemari Si Kecil

Menunggu waktu berbuka itu tentu menjadi waktu yang menyenangkan. Gara-gara di rumah saja selama wabah mendera, mendadak chef pun akhirnya melanda. Dan momen puasa adalah waktu yang paling tepat untuk bereksperimen.

Jangan lupa ajak si kecil untuk ikut bereksperimen ya. Jangan perdulikan mentega, terigu dan yang lain-lainnya berantakan dimana-mana. Yang penting bisa menciptakan suasana bahagia buat anak-anak. Dan tentunya kegiatan masak –memasak juga melatih kemampuan motorik halusnya.

Menyiapkan sajian buka puasa kali ini atau biasa yang dikenal dengan istillah takjil, kami akan bereksperimen membuaat pie susu mini. Bukan resep kami sendiri, tapi hasil dari buka-buka situs makanan dan kuliner yang saya lakukan disela-sela rebahan menjadi pahlawan. Rebahan saja kan ga enak, jadi mending berselancar di dunia maya untuk mendapatkan resep praktis, menarik dan tentunya mudah untuk dilakukan.

Dan pilihan pun jatuh pada si mungil kue pie susu. Mengingat kedua bocil adalah penggemar susu. Dan dari resep bahan yang ada pun tidaklah sulit. Semua bahan relatif sudah tersedia di lemari pendingin.

Oke, bahan-abahn yang perlu disipakan adalah :
1. 10 sdm tepung terigu
2. 2 sdm susu cair
3. 5 sdm telur utuh
4. 1 butir telu ayam

Bahan isian :
1. 20 sdm susu kental manis
2. 2 sdm tepung jagung/maizena
3. 2 sdm air
4. Keju untuk taburan/topping

Cara membuat :
1. Campurkan terigu, susu, mentega dan telur. Aduk rata perlahan hingga kalis. Tanda sudah kalis saat adonan sudah lentur tidak mudah robek. Jangan lupa taburi sedikit garam.
2. Cetak adonan dalam wadah pie mini, atau jika punya bisa menggunakan penggorengan berbahan teflon.
3. Tusuk-tusuk permukaan adonan, supaya tidak menggembung saat pemanggangan nanti. Bisa menggunakan garpu.
4. Olesi mentega terlebih dahulu ya wadah cetakan pie nya.
5. Buat adonan isi
6. Campurkan susu, telur, maizena dam air. aduk perlahan. Cukup gunakan kocokan manual dengan tangan saja. Tidak perlu sampai berbusa, asal semua adonan telah tercampur rata.
7. Saring adonan supaya tidak ada bahan yang masih menggumpal.
8. Tuang  bahan isian ke dalam adonan dasar yang sudah ada dalam cetakan.
9. Panggang dalam oven yang sudah terlebih dahulu dipanaskan.
10. Taburkan parutan keju sesaat sebelum diangkat.
11. Angkat pie, jika sudah matang dengan tanda cairan isi sudah kering.
12. Selamat mencoba.
13. Happy baking ya...

Tantangan #Day4 #RWCODOP2020
#RWCODOP2020
#OneDayOnePost
#RWCDay4
#Ramadhan2020

Sabtu, 25 April 2020

Ngabuburit Di Rumah Saja, Mengapa Tidak? Coba Kegiatan Ini Yuk....


Wabah dari sang virus benar-benar membuat semua elemen kehidupan kita menjadi berubah. Pun demikian halnya saat masa puasa seperti saat ini. Biasanya orang akan banyak yang lalu lalang di jalan saat menunggu waktu berbuka.
Ngabuburit atau istilah menunggu waktu berbuka yang ada di Tanah Sunda merupakan saat yang dinanti terutama oleh anak-anak. Namun, karena situasi yang tidak mengenakkan belakangan ini, maka tak ada lagi ngabuburit untuk puasa kali ini. Lalu apa yang bisa kita lakukan di rumah untuk menunggu waktu berbuka?
Banyak hal baik tentunya yang bisa kita lakukan di rumah. Misalnya ikut membantu ibu menyiapkan menu sajian berbuka. Mungkin kegiatan ini sudah lama kita tinggalkan. Mengingat pada hari biasa saat puasa, kita banyak disibukkan dengan kegiatan buka puasa bersama dimana-mana.
Kedua, tadarus atau membaca Al-quran. Kegiatan positif ini tentu dapat meningkatkan nilai ibadah kita selama masa stay at home ini. Tidak saja menambah nilai-nilai baik selama puasa, tentunya tadarus dapat semakin menentramkan hati siapa saja yang membacanya.
Ketiga, mengisi kegiatan kultum dalam keluarga. Hal ini bisa menjadi ajang latihan baik bagi sang ayah ataupun anak-anak untuk belajar berbicara di hadapan orang lain. Dengan latiihan kultum di rumah selama Ramdhan, siapa tahu nanti saat masuk sekolah si kecil sudah terampil dan lancar untuk berbicara di depan umum. Menarik untuk di coba kan?
Keempat, membuat kue-kue lebaran. Bukan saja untuk persiapan isi toples di rumah. Tapi juga dapat dimanfaatkan untuk sekalian belajar berwirausaha. Tidak ada salahnya kan. Kalau memang produk yang kita hasilkan memang layak jual...mengapa tidak.
Hal-hal diatas adalah beberapa jenis kegiatan yang dapat kita lakukan untuk ngabuburit selama masa stay at home ini. Tidak saja aman dan nyaman, yang jelas juga punya manfaat baik lainnya. Dari mengasah keterampilan, meningkatkan keimanan, mengasah kemandirian, bahkan sampai mengasah tumbuhnya jiwa wirausaha.
Tak perlu ragu dan malu. Bukankah saat puasa adalah saat kita untuk berbenah diri. Berbenah secara lahir maupun bathin. Ngabuburit tidak selalu juga identik dengan turun ke jalan kan? Yuk...kita coba mulai sore ini.

Tantangan #Day3 #RWCODOP2020
#RWCODOP2020
#OneDayOnePost
#RWCDay3
#Ramadhan2020


Belajar Menjadi Pribadi Yang Lebih Baik

#KMP3 Ramadhan baru saja usai. Seiring gema takbir yang berkumandang. Nuansa bahagia menyambut hari yang fitri. Berbagai penganan pun dihi...