Sabtu, 23 Mei 2020

Belajar Menjadi Pribadi Yang Lebih Baik

#KMP3

Ramadhan baru saja usai. Seiring gema takbir yang berkumandang. Nuansa bahagia menyambut hari yang fitri. Berbagai penganan pun dihidangkan sebagai bentuk suka cita menyambut hari kemenangan.

Gema takbir yang berkumandang selepas meghrib makin menambah nuansa sahdu bagi yang mengimaninya. Menyambut kemenangan setelah satu bulan penuh kita berpuasa menahan lapar, haus dan hawa nafsu yang kerap menggoda.

Segala perintah dan amalan baik pun berlomba-lomba kita kerjakan. Mengharap balasan berupa pahala dan ampunan dosa dari Yang Maha Kuasa. Serasa hidup begitu nyaman, dan tentram. Mengingat semua orang berlomba-lomba untuk selalu berbuat baik dan menghindari kejahatan.

Lantas saat usai bulan yang mulia tersebut, apakah kita bisa akan tetap sama? Sejatinya manusia adalah insan yang selalu dalam masa berproses. Saya yakin, tak ada satu manusiapun yang ingin berbuat kebatilan. Semua pasti ingin berbuat kebajikan. Dimanapun dan kapanpun juga pada siapapun yang dijumpainya.

Semoga semangat Ramadhan dapat terus menyertai kita hingga tiba masa ramadhan selanjutnya. Tetap berperilaku baik, dan selalu berlomba-lomba dalam hal kebajikan. Jangan sampai, ibadah yang telah kita lakukan seakan-akan sirna  hanya menjadi  ritual rutin semata yang memang telah melekat sejak kita dilahirkan.

Semangat kemenangan saat 1 Syawal 1441 H hendaknya menjadi tolak ukur kita untuk terus menjadi pribadi yang baik. Ukuran baik tentu ssaja mengacu pada norma dan ketetapan yang telah ditentukan.

Jangan sampai kita hanya berakhir pada kegiatan ibadah wayang semata. Tak ada manfaat dan jejak pasti dalam penerapan hidup kita sehari-hari. Utamnaya kebermanfaatan kita bagi sesama. Bukankah sebaik-beiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama?


Bijak Dalam Menyikapi

#KMP3

Berbeda adalah satu hal yang wajar dan lumrah. Tak mungkin kita hindari dan kita tampikkan. Mau kemanapun, dimanapun perbedaan itu akan selalu ada. Apalagi negara kita dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika-nya sudah ada sejak lama. Bahkan mungkin, sejak awal kita mengenal bangku sekolah, semboyan tersebut tak lagi asing di telinga kita.

Namun pada kenyataannya, memaknai perbedaan tersebut tidaklah semudah kita membalikkan telapak tangan. Masing—masing pihak kukuh dengan argumen dan pendapatnya masing-masing. Lantas apakah ini salah? Tentu saja saya katakan tidak. Mengapa tidak, karena sejatinya kita memang berbeda.

Lantas bagaimana menyikapinya? Hemat saya, apalagi terkait segala hal yang ada di media sosial. Kita tak akan selalu sepemahaman dan sepemikiran dengan orang lain. Jika saja hal tersebut terjadi, ya sudahlah. Masing-masing punya pendapat yang pasti berbeda. Kita tak dapat memaksakan kehendak agar orang lain selalu seiya sekata dengan kita.

Diam untuk tidak berpendapat yang seakan-akan paling benar menurut saya adalah hal yang terbijak. Pendapat yang dimiliki oleh seseorang tentu tergantung dari banyak faktor. Dari kondisi lingkungan, tingkat pendidikan, dan lainnya.

Beruntung sekali saya pernah hidup dan tinggal dengan kondisi dan lingkungan yang lumayan heterogen. Terbiasa dari kecil dengan suasana yang relatif tidak sama, justru membuat saya lebih mudah dalam menyikapi dan menerima segala perbedaan yang ada. Terkejutkah saya? Tidak sama sekali. Meminjam istilah anak zaman sekarang, B saja...

Bukankah pelangi indah karena warnanya yang berbeda? So, maknai saja perbedaan tersebut dengan keterbukaan dan kelapangan hati. Anda masih tidak setuju? Itu hak anda...


Rabu, 20 Mei 2020

Perempuan-Permpuan Tanģguh Dalam Tong Edan

#KMP3

Tong edan, ada juga yang menyebutnya dengan istilah tong gila atau tong setan... Ya, pertunjukan ini biasa ada di pasar malam. Berkelana dari satu kota ke kota lainnya,tentu demi harapan sesuap nasi. Saya pun baru satu kali melihat pertunjukkan ini. Dan saya pastikan, tak akan ada pertunjukan kedua yang akan saya lihat lagi. Kenapa? Jujur,tidak cukup kuat nyali saya melihat pertunjukan dalam tong edan itu. Benar-benar edan.

Rasa penasaran itu harus saya bayar mahal. Saat suatu ketika bunyi deru suara motor yang merang-raung menggelitik rasa penasaran itu. Ntah apa yang ada di dalam sana. Hingga akhirnya saya pun memutuskan membeli tiket untuk melihat pertunjukkan tersebut.

Ternyata sesuai dengan namanya. Tong...sebuah ruangan yang diseting mirip dengan sebuah tong. Dan dalam ruangan tong tersebut, atraksi itu digelar. Atraksi motor dan mobil yang bekejar-kejaran menjadi tontonan yang memikat semua mata. Bahkan terkadang aksi mereka mengundang tepuk tangan para penonton.

Rupanya saya salah memilih tempat hiburan. Bukannya terhibur, yang ada malah stres sendiri melihat pertunjukan tersebut. Sungguh atraksi yang luar biasa dan tentunya menuntut keahlian yang luar biasa pula.

Jangan sekali-kali meniru adegan tersebut. Tentu mereka pun sudah sangat terlatih dalam hal ini. Dan pagi tadi saat saya melihat postingan seoarng kawan tentang atraksi tong edan, kembali sejenak memori saya pada pertunjukkan yang pernah saya lihat tersebut. Bukan apa-apa hingga saya melihat video tersebut. Karena ternyata pemainnya ada yang perempuan juga. Hal ini lah yang kembali membuat saya membuka video tersebut.

Bahkan dalam video yang berdurasi hanya sekitar tiga menit itu, ada beberapa orang perempuan yang juga sebagai pemainnya. Dengan gagah perkasa mengendarai motor dan kemudian berputar-putar dalam tong raksasa tersebut.

Decak kagum saya pun tak dapat dipungkiri. Sungguh luar biasa perempuan-perempuan ini. Saya jadi teringat, betapa perempuan bisa melakukan segala hal, bahkan yang belum tentu bisa dilakukan oleh seorang pria sekalipun. Demi menafkahi keluarga, rela melakukan banyak hal bahkan sesuatu yang sangat berbahaya sekalipun.

Semoga perempuan-perempuan tangguh ini selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa. Sungguh luar biasa nyali yang mereka punya. Kesan feminim, lemah, dan lembut seketika buyar begitu melihat atraksi mereka demi perjuangan hidup ini. Sungguh perempuan-perempuan yang hebat dan tangguh. 


Senin, 18 Mei 2020

Belajar Untuk Tidak Menyalahkan Orang Lain

#KMP3

#opini

Hidup yang kita jalani tentu penuh warna. Suka duka, tangis tawa adalah sebuah keseimbangan yang pasti kita lalui. Saya yakin siapa pun orang nya pasti pernah merasakannya. Pun demikian halnya dengan saya.

Pernah pula merasakan saat diri begitu terpuruk dan tak ada satupun tangan yang mengulurkan bantuannya. Lalu apa yang bisa kita lakukan? Tentunya hanya pada Sang Maha Hidup kita bisa berkeluh kesah. Pasrah dengan semua yang tengah terjadi.

Saat masalah datang mendera, apakah kita termasuk orang yang mudah menyalahkan orang lain? Mungkin, tanpa kita sadari kerap hal itu kita lakukan. Memposisikan diri kita sebagai orang yang layak disebut dengan korban. Korban atas ketidakadilan yang menimpa kita. Tapi betulkah semua ini?

Tentu saja tidak. Menurut saya, justru akan semakin memperburuk situasi yang ada. Menyalahkan orang lain hanya akan membuat luka hati semakin menganga. Terlebih jika kita bukan tipe orang yang mudah untuk memafkan.

Mengapa tak kita coba untuk kembali introspeksi diri. Betulkah semua yang terjadi adalah karena kesalahan orang lain? Apakah bukan karena kita sendiri yang mungkin lengah atau teledor? Belajar untuk tidak menyalahkan keadaan, belajar untuk tidak menyalahkan orang lain merupakan sebuah cara paling mudah untuk menyayangi diri sendiri.

Segera bangkit dari keterpurukan dan segera memaafkan segala hal yang terjadi. Sekali lagi, memafkan atas kejadian yang menimpa diri kita sendiri, bukan karena orang lain. Lantas kalaupun itu bersumber dari orang lain apa yang harus kita lakukan? Tetap, cepatlah untuk memaafkannya. Sejatinya memaafkan bukanlah untuk orang yang bersangkutan, namun lebih pada diri kita sendiri.

Kalau bukan diri kita sendiri yang bisa melindungi dari segala hal angkara murka, siapa lagi? Dan ingatlah, diri ini terlalu berharga untuk terus terpuruk dalam kesedihan dan luka yang teramat lama.


Sabtu, 16 Mei 2020

Saat Pikiran Dan Tindakan Tak Sejalan

#KMP3

#feature

Dalam proses belajar menulis itu, pasti banyak hal yang akan kita temui. Setidaknya itu yang saya alami. Mungkin tidak berlaku untuk orang lain. Terkadang apa yang kita pikirkan dan hasil yang kita tuliskan ada perbedaan. Dan ini lah yang lagi-lagi saya alami belakangan ini. Alasan klasik, sedang tidak fokus dan konsentrasi...Nah, lho..

Jangan menyalahkan perut yang sedang lapar atau haus yang mendera karena puasa. Salah besar itu. Bukan hanya sekali ini saja hal tersebut terjadi. Sudah beberapa kali saya alami. Terkdang memang apa yang ingin saya tuliskan sedikit berbeda dengan apa yang sedang saya pikirkan. Kalau masalah thypo sudah bukan hal aneh lagi tentunya.

Lalu disinilah peran swasunting dan atau editor yang paling saya butuhkan. Siapa lagi kalau bukan rekan setia yang kerap menemani dalam menulis. Kekompakan dan kerja sama yang baik tentu sangat berperan besar dalam hal ini. Selain fungsi kontrol juga tentunya fungsi untuk saling mengingatkan.

Tak perlu alergi dengan kritik dan masukan yang membangun bagi perbaikan tulisan kita. Dan tak perlu kesal juga dengan peringatan yang diberikan oleh orang lain. Hal yang wajar dan lumrah sebagai manusia biasa tentunya. Toh anda, saya, mereka juga kita semua hanyalah manusia bisa bukan setengah dewa.

Tapi lagi-lagi ga juga dijadikan alasan ya...Buat rekan kerjaku yang baik, trima kasih sudah sellau mengingatkan atas kekeliruan yang sering saya alami. Semoga sehat, damai dan berkah sellau menyertai langkah kita hari ini untuk semangat menebar kebaikan. Gusti Mberkahi...


Jumat, 15 Mei 2020

Lagi-lagi Tentang Belajar

#kmp3
#feature

Belajar itu tidak pernah ada habisnya. Sepanjang kita mau terus mencari dan mau dengan rela bersusah-susah untuk belajar. Yang namanya belajar pasti akan menemui hambatan, bahkan tantangan yang  memang harus kita taklukkan.

Rasanya tidak mungkin kalau dalam proses belajar itu, kita akan berjalan lurus-lurus saja tanpa adanya tantangan sedikitpun. Setidaknya itu yang saya rasakan. Mungkin tidak bagi oarng lain.

Sekarang kembali tergantung pada diri kita sendiri. Apakah kita akan terus melangkah dengan segala tantanga yanga ada, atau meyudahi langkah untuk tidak lagi bersusah-susah dalam tantangan yang ada.

Namun saya yakin, dibalik tantangan yang tidak bisa dianggap remeh tersebut tersimpan rahasia yang luar biasa. Apalahgi kalau bukan tentang pengetahuan itu sendiri. Merasa lelah adalah hal yang wajar dan manusiawi. Toh nayatanya kita memang hanya manusia bisa, bukan manusia setengah dewa. Juga bukan manusia-manusia super hero seperti dalam film-film kartun di tv.

Segera bangkit kembali dan tetap tegapkan langkah untuk terus melangkah. Yakinlah akan selalu ada jalan keluar dengan semua hal rintang yang tengah menghadang. Tak perlu berlama-lama terpuruk dalam kegundahan. Hanya membuang-buang waktu saja. Teruslah melangkah. Sekali layar terkembang, pantang surut kebelakang...


Rabu, 13 Mei 2020

Kado Buat Sang Bujang

#RWCODOP2020 
#OneDayOnePost
#RWCDay21
#Ramadhan2020

Sosok ramahnya selalu menyapaku. Berbaju koko dan sarung untuk segera ke surau  dekat rumahnya. Suaranya merdu melantunkan ayat-ayat Quran. Walau bukan anak orang berpunya, bujang selalu santun.  S
osok sholehnya selalu  meneduhkan perasaan. Bujang namanya. Walau baju dan sarungnya  sebenarnya sudah tak layak. Emak sang Bujang  belum ada uang tuk mendapatkan yang baru.

Tahun berlalu, sang Bujang pun belajar puasa. Berat terasa, namun semangatnya sungguh hebat. Lapar dan haus bukan hal aneh. Semangat sang  bujang sungguh patut dapat jempol.

Lebaran yang akan datang, kado apa yang layak untuk sang  bujang ya? Rasa-rasanya sarung memang pas untuk kadonya sekarang. Bertepatan dengan ulang tahunnya. Corak sarung khas Makassar akan mengejutkannya pada buka puasa esok. Tunggu ya Bujang... Tak sabar rasanya menunggu esok petang...

Selasa, 12 Mei 2020

Saat Kulihat Gurat Bahagia Dalam Senyummu Pagi Ini

#Day20

Sandal

#RWCODOP2020

#OneDayOnePost

#RWCDay20

#Ramadhan2020

Apa kabarmu wahai Sandal? Rasanya sudah lama sekali kita tak jumpa. Sudah berabad rasanya kita tak bersua. Ingin rasanya saat ini aku menemuimu Sandal, kembali bercerita semua hal yang ingin kusampaikan padamu.

Sandal, tahukah dirimu? Hari ini banyak sekali yang akan kukerjakan, dan lagi-lagi aku selalu taringat padamu. Sandal, andai kubisa setenang dan sesantai dirimu dalam menghadapi segala hal seperti ini. Kau tahu Sandal, rasanya membuncah semua rasa yang ada.

Andai jarak dan waktu tak jadi penghalang tuk kita bersua, sudah dapat kupastikan aku ingin segera menemuimu Sandal. Sayang nya, kedatangan tamu tak diundang ini, benar-benar membatasi gerak dan langkah kita saat ini.

Sandal sahabatku, andai kau tahu doa apakah yang pagi tadi kupanjatkan untukmu? Aku berdoa, semoga kau selalu sehat, damai dan berkah terus semangat dalam menebar kebaikan hari ini. Dan Sandal, bolehkah aku bisikan sesuatu padamu saat ini? Aku melihat keindahan dalam senyum dan pancaran sinar matamu pagi ini. Selamat berkarya ya..Aku rindu padamu Sandal...Gusti Mberkahi

 


Senin, 11 Mei 2020

Drama Tom And Jerry Di Dunia Kecilku

#RWCODOP2020

#OneDayOnePost

#RWCDay19

#Ramadhan2020

Luar biasa, itulah satu ungkapan yang spontan saya ucapkan pada seorang ibu yang punya banyak anak. Di zaman sekarang, rasanya sudah jarang keluarga dengan anak lebih dari 3. Rata-rata hanya 1 atau dua saja.

Tentu banyak pertimbangan terkait jumlah anak yang dimiliki oleh keluarga. Salah satunya tentang pendidikan. Karena anak tidak saja cukup untuk dilahirkan dengan kecukupan makan dan rumah tinggal saja. Tetapi pendidikan baik pendidikan dunia akhiratnya harus juga kita pikirkan sebagai orang tua.

Punya dua anak saja di rumah rasanya tak pernah sepi dunia ini. Perang dunia ala rumahan kerap mewarnai hari-hari kami setiap hari. Ada saja permasalahan yang memicu terjadinya perang saudara antara adik dan kakak.

Sang kakak yang terlalu sensitif, dan sang adik dengan segala kejahilan dan keisengannya. Perang mulut dan baku hantam rasanya sudah jadi pemandangan tak aneh di dunia kecil saya setiap hari. Tapi saya yakin, sebenarnya mereka saling menyayangi.

Kecemburuan sang kakak pada adiknya masih juga belum usai hingga hari ini. Mungkin inilah resiko jarak kelahiran yang lumayan jauh. Sang adik hadir saat usia sang kakak sudah menginjak tujuh tahun. Sepertinya terlalu lama menjadi anak tunggal cukup membuat egoisnya lumayan besar.

Tak kalah dengan sang kakak. Sang adik yang memang terlahir jahil ini cukup menjadi aktor utama keributan setiap harinya. Ada saja ide jahilnya untuk membuat sang kakak menitikan air mata. Apa saja bisa membuat ide terjadinya perang saudara.

Stres kah saya yang menjadi ibunya? Sebagai manusia biasa rasa kesal sesekali tentu ada. Toh saya hanya manusia bisa yang bukan setengah dewa. Apalagi saat badan terasa lelah, dan keributan anak-anak mulai terjadi. Tapi, inilah drama keluarga yang memang harus terjadi.

Saya yakin, sekliapun mereka seperti Tom and Jerry, jika salah seorang dari mereka tak ada akan tetap saling merindukan. Seperti sang adik jika saya ajak belanja, dia akan selalu membeli apapun yang dia inginkan sebanyak dua buah. Untuk siapa lagi kaklau bukan untuk Tom sang kakak..

Drama Tom and Jerry selalu ada di rumah kecil ini. Sebentar terlihat akur, tertawa bercanda bersama. Sebentar kemudian berujung perang saudara. Duh...dunia Tom and Jerry, tiada pernah ada episode akhirnya...

 


Minggu, 10 Mei 2020

Malam Nuzulul Quran

#RWCODOP2020

#OneDayOnePost

#RWCDay17

#Ramadhan2020

 

Tidak terasa, puasa sudah masuk hari ke-17. Kebaikan-kebaikan apa yang sudag kita perbuat selama 17 hari ini? Jangan sampai puasa kita hanya sebatas menahan lapar dan haus semata. Amalan-amalan di bulan puasa tentu sangat banyak yang bernilai ibadah. Bahkan, tidur kita pun di bulan puasa ini juga bernilai ibadah. Tapi apa iya kita hanya akan tidur dan rebahan saja? Mentang-mentang lagi WFH dan LFH, tapi ga begitu juga kan?

Nah, terkait malam ke-17 bulan ramdhan ini, kita kerap mengenalnya dengan malam Nuzulul Quran. Malam diturunkannya Al –Quran. Selain amalan zikir, i’tikaf yang biasa dilakukan di malam ramadhan seperti ini, tentu tadarus Al Quran juga menjadi agenda wajib.

Sebagai umat muslim yang tengah menjalankan ibadah puasa, tentu amalan-amalan baik ini berlomba-lomba untuk dilakukan. Rasanya sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Sekali lagi, semoga puasa tahun ini tidak hanya berakhir dengan hanya menahan lapar dan haus saja.

Semoga berkah dan hikmah Nuzulul Quran yang kita rasakan dapat menjadi syafaat kita kelak di akhirat. Memperbanyak ibadah dan amalan-amalan kebaikan, terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini tentu menajdi amalan lebih di bulan puasa yang tak biasa ini. Semoga selalu sehat, damai dan berkah. Terus semangat dalam menebar kebaikan dalam limpahan kasih dan sayang-nya.

 


Lebaran Tak Selalu Dengan Baju Baru

#RWCODOP2020 
#OneDayOnePost
#RWCDay18
#Ramadhan2020

Momen Idul Fitri yang sebentar lagi hadir tentu menyajikan kehebohan pada si kecil ya Moms... rengekan untuk membeli baju baru. Apakah Moms juga mengalaminya? Apalagi rengekan itu makin menjadi saat si kecil melihat teman-teman kecilnya lainnya  sudah punya baju baru. Lantas apa yang harus Moms lakukan?

Saat pendemi Covid-19 ini, memang tak ada salahnya menyiapkan baju baru untuk si kecil. Toh kita bisa membelinya secara online Momen spesial yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama. Namun karena musibah ini, haruskah kita juga memaksakan diri untuk berbelanja baru lebaran?

Yuk Moms, sama-sama mengajarkan si kecil untuk berbagi dengan saudara kita yang mungkin sedang ditimpa kesusahan. Masa prihatin seperti ini, memang butuh kesabaran dan proses untuk bisa mengajarkan pada si kecil. Rengekannnya tentang baju baru, bisa kita alihkan secara perlahan.

Uang yang seharusnya kita gunakan untuk membeli baju baru, mungkin akan jauh lebih bermanfaat jika kita sumbangkan untuk saudara kita yang saat ini tengah kesusahan. Toh stok baju si kecil masih lumayan banyak yang bagus. Dan saya yakin, Moms tidak harus menunggu momen lebaran untuk membeli baju baru kan?

Apakah akan semudah itu? Belum tentu. Tapi tak ada salahnya untuk kita coba, sekalipun itu tak mudah. Bukankah segala sesuatunya selalu butuh proses kan Moms? Ajarai si kecil untuk berbagi. Ajak bicara dari hati ke hati untuk bisa menggugah rasa empatinya.

Masih belum berhasil? Sabar Moms. Namanya juga belajar. Tidak mempan hari ini, ya mungkin besok dapat kita coba lagi. Atau Moms bisa tawarkan hal lain yang bisa mengalihkan perhatiamya terhadap baju baru.

Misalnya membuat janji untuk membuat atau membelikan makanan kesukaannya, atau pun mainan yang diinginkannya. Hal ini bisa diikuti dengan memberikan mainan lamanya yang sudah tidak lagi digunakan. Tentu saja dengan catatan masih bagus dan layak ya...Semoga dengan usaha sederhana ini dapat menumbuhkan jiwa empati pada si kecil. Toh momen lebaran tak selalu identik dengan baju baru. Yang penting kita memliki jiwa dan hati bersih yang kembali baru.

Belajar Menjadi Pribadi Yang Lebih Baik

#KMP3 Ramadhan baru saja usai. Seiring gema takbir yang berkumandang. Nuansa bahagia menyambut hari yang fitri. Berbagai penganan pun dihi...